Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - BANYUWANGI. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandini Azwar Anas mengajak sejumlah pihak berkolaborasi mengembangkan ekosistem udang di wilayah ujung timur Pulau Jawa ini. Banyuwangi adalah salah satu penyumbang produksi udang terbesar di Jawa Timur.
"Bukan hanya ekonomi, kami berharap pengembangan industri udang memperhatikan ekologi serta kesehatan masyarakat Banyuwangi," ungkap Bupati Ipuk di acara Banyuwangi Shrimp Festival di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, Sabtu (7/9) pekan lalu.
Baca Juga: Hasil Panen Udang Jadi Optimal Berkat Tambak Terpadu
Dia bilang, industri udang saat ini identik dengan problem lingkungan.
Banyuwangi Shrimp Festival merupakan festival udang perdana di Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkolaborasi dengan Konservasi Indonesia, Shrimp Club Indonesia, Fortel serta Yayasan Sinergi Akuakultur Indonesia (YSAI).
Victor Nikijuluw, Senior Ocean Program Advisor Konservasi Indonesia bilang, ada dua pendekatan dalam pengembangan industri udang. Pertama, jurisdictional approach atau pendekatan secara kewilayahan. Artinya, kedudukan tambak harus dilihat di antara sektor lain.
"Enggak bisa tambak berada di satu tempat tanpa memperhatikan sektor di sekitarnya yang bisa berdampak negatif terhadap lingkungan," kata dia.
Kedua, pendekatan climate smart shrimp (CSS) atau tambak ramah lingkungan. Intinya, kawasan tambak udang harus meliputi 50% lahan mangrove dan 50% tambak.
"Mangrove enggak boleh ditebang karena sebagai bio filter untuk mencegah kerusakan lingkungan," ucap Victor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News