kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memperkenalkan rempah dan budaya lewat cokelat


Selasa, 12 Mei 2015 / 14:53 WIB
Memperkenalkan rempah dan budaya lewat cokelat
ILUSTRASI. Warga menggunakan payung saat hujan deras mengguyur kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menjalani bisnis oleh-oleh camilan cokelat menjadi pilihan Meika Hazim dan sang suami Wednes Aria Yudha. Melihat potensi alam Indonesia yang kaya dengan hasil kakao, membuat Meika optimistis potensi di industri olahan cokelat masih besar untuk digarap.

Menyadari harus memiliki produk yang unik agar bisa menarik perhatian masyarakat luas, Meika mengusung konsep usaha yang matang. Dia membuat berbagai varian cokelat dengan cita rasa Indonesia dengan kemasan unik dengan merek Cokelat nDalem. Di tiap kemasan cokelatnya, Meika menyajikan berbagai cerita rakyat khas Indonesia. Desain produknya pun kental dengan budaya lokal, khususnya Jawa.

Ada 18 rasa cokelat yang dipisahkan dalam lima lini rasa seperti linirasa klasik yaitu dark chocolate, extra dark dan less sugar dark chocolate. Lini rasa ini menggunakan kemasan berhiaskan motif batik pernikahan ala Jogjakarta Sido Mukti, Truntum dan Sido Asih.

Linirasa berikutnya  adalah rasa pedas yaitu cabai, jahe dan mint  yang  menggunakan dekorasi wayang kartun yang punya kesamaan karakter cara berbicara tokoh tersebut yang pedas di telinga seperti Bima, Wisanggeni dan Gatotkaca.

Kemudian lini rasa rempahnesia yaitu cengkeh, kayumanis dan sereh. Selain itu wedangan seperti wedang ronde, wedang uwuh dan wedang bajigur. Yang terbaru adalah Kopinesia yaitu cokelat dengan isian biji kopi Arabica dari enam daerah  penghasil  kopi  terbaik  di  Indonesia. 

Sebagian besar pelanggannya berasal dari luar Yogyakarta yang sedang berwisata ke kota ini. Meika  memang membangun konsep produk ini menjadi oleh-oleh Yogyajarta.  Seiring  berjalannya waktu, pelanggannya juga banyak dari perusahaan.

Wanita yang sekarang ini berbisnis sambil menjalani profesinya sebagai dosen ini mengaku turun tangan sendiri dalam proses produksi. Gerainya yang bernama Museum Cokelat nDalem yang terletak di Jl.Bhayangkara no. 23 Yogyakarta ini mengusung konsep dapur terbuka. "Sehingga pengunjung bisa melihat langsung proses produksi," kata Maika.

Saat ini, Cokelat nDalem memiliki 12 pegawai. Dalam sebulan, dia bisa memproduksi sekitar 500 kg cokelat. Dari situ bisa menghasilkan sekitar 235 cokelat kemasan besar atau sekitar 400 cokelat kemasan kecil per hari.

Dalam sebulan dia bisa menghasilkan ribuan bungkus cokelat yang langsung didistribusikan pada gerai penjualan oleh-oleh di Yogyakarta, perusahaan-perusahaan, mal hingga hotel. Harga jual produknya mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 25.000 per bungkus. Meika bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan dari bisnis cokelat citarasa Indonesia ini.

Meika juga menjalin kerjasama dengan ritel besar seperti Carrefour dan Hypermart di Yogyakarta. Cokelatnya juga sudah bisa ditemukan di Jakarta seperti di Kem Chicks Pasific Place dan Alun-Alun Indonesia di Mal Grand Indonesia. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×