kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencangkul untung dari liatnya tanah lempung


Jumat, 28 Juni 2019 / 13:00 WIB
Mencangkul untung dari liatnya tanah lempung


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan terhadap kerajinan keramik dari tanah liat (clay) hingga kini masih terus tumbuh. Produk keramik ini sangat beragam, bisa berupa peralatan makan hingga vas bunga juga aksesori untuk sejumlah acara seperti perkawinan, ulang tahun, atau sekadar menjadi barang pajangan.

Atas pertimbangan inilah Linda Wongso mulai menggeluti usaha pembuatan keramik sejak 2014 dengan nama Semaya Clay. Yang menarik, setelah memiliki usaha ini, ia tidak perlu menggantungkan diri ke pekerja lain.

Maklum, sebelum menggeluti usaha ini, Linda pernah berkecimpung di bisnis batik tulis, tapi terhenti gara-gara keterbatasan tenaga kerja, "Pengalaman saya saat membatik bisa saya tuangkan di keramik yang saya buat," katanya kepada KONTAN.

Keahlian Linda dalam membuat keramik sendiri ia peroleh dari seorang keramikus yakni Keng Sien maupun mengikuti kursus keramik. Setelah serius dengan keramik, ia mampu membuat ragam produk keramik, terutama peralatan makan dan minum.

Untuk pemasaran, Linda mengandalkan acara bazaar, serta memanfaatkan media sosial seperti Instagram. Kalau di bazaar para pembeli bisa membeli langsung produk dari Semaya Clay. Sementara produk yang ia tampilkan di media sosial harus dipesan terlebih dahulu baru di produksi.

Maklum, proses pembuatan keramik butuh waktu lama. Mulai dari proses pengerjaan keramik itu sendiri, hingga proses pembakaran dan pendinginan serta memoles kembali produk keramik tersebut minimal bisa sampai satu minggu.

Kebanyakan pasar terbanyak Semaya Clay berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ada juga dari luar Jakarta, Linda sendiri mematok produk buatannya mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 250.00 per buah.

Pemain lainnya ada Cara Joselyn pemilik Kanna Keramik. Ia mulai menggeluti bisnis kerajinan keramik sejak 2018. Awalnya, ia hanya coba-coba saja membuat produk tersebut untuk mengisi waktu luang saat mengambil program pascasarjana. Namun ia jadi kepincut di bisnis tersebut.

Hingga akhirnya ia mulai memberanikan diri menjual produk buatannya secara online di Instagram dan mengikuti serangkaian bazaar. Produk yang dihasilkan yakni vas bunga, mug, cangkir, mangkuk, dan masih banyak lagi dengan banderol harga Rp 50.000 sampai dengan Rp 700.000 per unit.

Sayang, baik Joselyn maupun Linda enggan memberikan informasi soal omzet yang sudah diraih selama ini. "Untuk omzet kami belum bisa memberi info," elak Joselyn.

Yang pasti, kedua pemain ini masih optimistis bisnis keramik masih cerah karena konsumen bisa menikmati keindahan keramik saat mulai proses produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×