kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencengkeram potensi bisnis tata rias kuku


Rabu, 28 Maret 2012 / 13:51 WIB
Mencengkeram potensi bisnis tata rias kuku
ILUSTRASI. Surat pelamar dalam acara Job Fair di Metropolis Town Square, Tangerang, Banten, 2018.


Reporter: Eka Saputra, Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Bagi kebanyakan wanita, kuku adalah bagian tubuh yang perlu mereka jaga agar tetap bersih dan indah. Tak heran, banyak kaum hawa yang rela mengeluarkan uang banyak untuk menghias kukunya sehingga sedap dilihat mata.

Jasa menghias kuku atau nail art pun mulai kebanjiran order. Makanya, toko-toko yang menawarkan jasa ini kian menjamur di kota-kota besar di Indonesia. Soalnya, mereka menyulap kuku jari tangan dan kaki menjadi cantik rupa dengan aneka gambar serta motif. Sebab itu, menjalankan bisnis nail art membutuhkan daya kreativitas yang tinggi. Bayangkan saja, seseorang harus menggambar atau menghias kuku jari yang bentuknya mungil.

Tapi, hasil yang diraup tentu saja sepadan dengan usaha itu. Mona Angelita, pemilik Nail Art House di WTC Mangga Dua, Jakarta, mengatakan, bisnis nail art cukup menjanjikan. Walaupun menuntut kreativitas yang tinggi, usaha ini bisa mendatangkan omzet yang lumayan tinggi, lo.

Dari dua toko miliknya, Mona mempunyai beberapa jenis layanan nail art dengan harga beragam. Untuk jasa nail art, ia memasang harga mulai dari Rp 60.000 hingga Rp 100.000 per 10 kuku jari. Kemudian, untuk stiker kuku dengan aneka gambar dan motif sehingga tinggal tempel saja, tarifnya berkisar antara Rp 100.000-Rp 300.000.

Selain itu, Mona juga menjual kuku buatan alias art extention dengan harga Rp 1 juta. Harga kuku buatan memang sangat mahal lantaran bahan bakunya tidak murah dan proses pembuatannya rumit. "Biasanya dipesan para artis seperti Krisdayanti," ujarnya.

Mona menuturkan, pelanggan yang datang ke tempatnya memang tidak menentu tiap bulannya. Namun, bukan berarti omzetnya sedikit. Setidaknya, perempuan ini bisa mengantongi penghasilan Rp 20 juta per bulan.

Ratna, pemilik Nail Art Lover, memperoleh omzet lebih besar lagi dengan berjualan stiker kuku serta alat manicure dan pedicure secara online. Meski tak menyebut angka penghasilannya, tiap hari dia bisa menjual 15 sampai 20 produk dengan nilai minimal Rp 100.000 per transaksi.

Itu berarti, omzet pemilik toko online nailartlover.com ini paling sedikit Rp 1,5 juta sehari atau Rp 45 juta sebulan. "Saya juga sering diundang ke acara peluncuran produk sebuah perusahaan untuk menyediakan jasa hias kuku ke pengunjung yang datang," katanya.

Hanya, Jane Angelina pemilik bisnis nail art di Jakarta Barat, bilang, usaha ini tidak cuma membutuhkan daya kreatif yang tinggi, tapi juga imajinasi yang baik "Semakin detail hiasan kuku maka akan semakin mahal bayarannya," jelas dia.

Karena itu, pelaku bisnis ini berlomba-lomba untuk mengeluarkan desain yang baru untuk menggaet para pelanggan. Ratna, misalnya, mengaku selalu meluncurkan 10 desain hiasan kuku teranyar saban bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×