kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencetak untuk dari piring pelepah pinang (2)


Sabtu, 07 Maret 2020 / 11:25 WIB
Mencetak untuk dari piring pelepah pinang (2)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk ramah lingkungan kini semakin banyak peminatnya. Salah satunya adalah piring yang terbuat dari pelepah daun pinang. Piring ini bisa dipakai berulang kali. asalkan cara membersihkannya tidak direndam dengan air, ini untuk tetap menjaga piring dalam kondisi kering.

Inilah yang membuat permintaan piring pelepah pinang terus tumbuh. Salah satunya dialami oleh Rumah  Jambe-e, produsen piring pelepah pinang di Jambi.
Usaha ini berdiri pada Januari 2020, Rumah Jambe-e sudah memasarkan sekitar 2.000 piring hingga akhir Februari lalu. Jumlah tersebut sudah melampaui dari target yang dicanangkan.
 
Dengan hasil tersebut, Sahrial Hafids, pembina sekaligus pendiri Rumah Jambe-e menargetkan bisa memproduksi hingga 85.000 piring pelepah pinang.
Maklum, Rumah Jambe-e tidak terlalu sulit untuk mendapatkan bahan baku pelepah pinang yang bisa. Bahan baku tersebut bisa didapat di Kecamatan Betara, Jambi. Di daerah tersebut terdapat sekitar 3.000 hektare kebun pinang. Harga bahan baku Rp 600 per lembar yang bisa dibuat empat piring.

Baca Juga: Membingkai laba kacamata kayu

Selain menggenjot produksi, Rumah Jambe-e juga membuka peluang bagi mitra yang ingin mendesain sendiri piring pelepah pinang. Untuk itu dirinya memasang tarif sekitar Rp 3,5 juta untuk desain khusus tersebut. 
 
"Jadi klien bisa made by order di Rumah Jambe-e," katanya sambil menyebut bakal terus mengembangkan desain model yang lain.
Untuk membuat piring pelepah pinang memang butuh beberapa tahapan.  Pertama, pelepah ditampung pengepul lantas dicuci dan dijemur hingga kering selama dua jam. Saat musim hujan, pelepah bisa dijemur di ruang dan didiamkan satu hari. 
 
Kedua, pelepah dipotong sesuai ukuran. Lantas dicetak dengan mesin molding hot press dengan suhu diatas 100 derajat celcius selama 60 detik. Kemudian pinggiran piring diamplas supaya halus. Berikutnya adalah membungkus piring tersebut dengan vakum supaya bisa awet dan tidak menyerap air. 
 
Tak mau kalah dengan Rumah Jambe-e, pemain lainnya yakni Plepah.id yang sudah berkecimpung di bisnis piring pelepah pinang sejak 2018, bakal terus melakukan ekspansi bisnis. 
 
Ekspansi ini setelah melihat hasil menjual piring pelepah pinang yang terbilang positif. Saban hari, Plepah.id bisa menjual 500 piring sampai 1.000 piring. 
Saat ini Plepah.id baru memiliki dua mesin produksi dan secara bertahap bakal ditambah menjadi 20 mesin produksi. 
 
Ada beberapa langkah yang bakal Plepah.id lakukan. Seperti bekerjasama kembali dengan koperasi di Desa Mendis, Banyu Lencir Musi Banyuasian Sumatra Selatan untuk proses produksi. 
 
Rencana lainnya adalah bermitra dengan Bumdes Teluk Kulbi, Kecamatan Betara,  Jambi. "Kami juga ingin mencoba di tempat lain, seperti di Bengkulu, Aceh dan Flores karena materialnya ada," tutur Fadhlan Makarim Co Founder dan Chief Executive Officer (CEO) dan Co-founder Plepah.id kepada KONTAN.
 
Ia berharap ekspansi ini membuat kapasitas produksi Plepah.id bisa 250.000 piring per bulan. Jangkauan pasar pun bakal diperluas.    
 
(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×