kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencicipi bisnis bakso bebas pengawet


Rabu, 30 Mei 2012 / 12:41 WIB
Mencicipi bisnis bakso bebas pengawet
ILUSTRASI. Ada beasiswa ke Fakultas Kedokteran di University of Oxford, ini persyaratannya. Sumber: ox.ac.uk.


Reporter: Noverius Laoli, Revi Yohana | Editor: Tri Adi

Bakso memiliki pangsa pasar cukup besar di Indonesia. Mulai anak-anak hingga orang dewasa suka menyantap bakso. Melihat peluang itu, Bakso Benhil menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 25 juta-Rp 65 juta. Estimasi omzet mulai Rp 15 juta-Rp 75 juta per bulan.

Bakso merupakan makanan paling populer di seantero Indonesia. Saking tenarnya, hampir di setiap penjuru tempat, kita bisa dengan mudah menemukan para pedagang bakso. Toh begitu, bisnis bakso tetap abadi.

Peluang itu juga yang mendorong Apeng Orinanto, pemilik Bakso Benhil terjun ke usaha ini. Ia mendirikan gerai Bakso Benhil tahun 2011. Untuk membesarkan usahanya, pada Maret 2012, ia menawarkan kemitraan. "Sudah beberapa calon mitra melakukan penjajakan," ujarnya.

Saat ini, ia memiliki empat gerai dan semuanya masih milik sendiri. Lokasi gerainya tersebar di Jabodetabek, seperti Bintaro, Cikupa, dan Ciputat. Agustus nanti, ia akan menambah lima gerai lagi.

Apeng mengklaim, baksonya diminati karena memiliki keunggulan dibandingkan bakso lainnya. Selain menggunakan daging sapi asli, juga tidak memakai bahan pengawet dan higienis. Untuk memperkuat rasa, ia juga menyajikan bakso lengkap dengan bawang goreng, seledri, dan tongchai.

Bakso racikannya ini dibanderol mulai Rp 9.000 sampai Rp 20.000 per porsi. Selain bakso, ia juga menyediakan menu lain, seperti mi ayam dan ayam bakar.

Dalam kerja sama kemitraan ini, Apeng menawarkan tiga paket investasi. Pertama, paket small outlet dengan investasi Rp 25 juta. Dalam paket ini, mitra akan mendapat berbagai peralatan, pelatihan, dan bahan baku.

Estimasi omzet yang diperoleh mitra Rp 500.000 per hari, atau Rp 15 juta per bulan dengan laba bersih 20%. Mitra akan balik modal dalam delapan sampai sembilan bulan.

Kedua, paket semiresto senilai Rp 45 juta. Mitra mendapatkan peralatan yang sama dengan paket pertama, tapi jumlahnya lebih banyak. Selain bakso dan mi ayam, mitra juga mendapat pasokan ayam bakar. Dalam paket ini, estimasi omzet per hari Rp 1 juta - Rp 1,5 juta, atau Rp 30 juta - Rp 45 juta per bulan.

Dengan laba 30%, mitra bisa balik modal selama tiga sampai empat bulan. Terakhir, paket resto dengan investasi Rp 65 juta. Mitra akan mendapatkan peralatan yang sama, tapi jauh lebih lengkap.

Varian produknya juga lebih banyak seperti bakso, mi ayam, ayam bakar, sup ayam, dan nasi goreng. Estimasi omzetnya Rp 2,5 juta - Rp 3 juta per hari, atau Rp 75 juta - Rp 90 juta per bulan. Dengan laba 35%, mitra akan balik modal dalam waktu tiga bulan.

Semua paket investasi itu berlaku untuk kerja sama selama tiga tahun. Dan, setelah itu bisa dilanjutkan lagi. Bakso Benhil juga mengenakan royalti fee 5%-10% dari omzet.

Bije Widjajanto, pengamat waralaba dari Ben WarG Consulting berpendapat, tawaran usaha bakso yang higienis dan tanpa pengawet sudah banyak. Makanya, tawaran Bakso Benhil ini, belum bisa dikategorikan sebagai keunggulan. Selain itu, ia menilai, janji kembali modal dalam tiga sampai empat bulan kurang realistis. "Harus betul-betul dihitung berapa yang harus disajikan, sehingga omzet bisa Rp 2,5 juta- 3 juta per hari," ujar Bije.

Menurutnya, calon mitra harus mengkritisi dan mencermati tawaran kemitraan ini sebelum memutuskan untuk bergabung.

Bakso Benhil
Jl. Cirendeu Raya No. 14,
Cirendeu, Pondok Cabe,
Tangerang, Banten
Telp: 021-9850450

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×