kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Mendaur Fulus dari Produk Sampah Plastik


Sabtu, 10 Mei 2025 / 08:00 WIB
Mendaur Fulus dari Produk Sampah Plastik
ILUSTRASI. Proses pembuatan produk Plana. KONTAN/Lailatul Anisah


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha ramah lingkungan semakin mendapat tempat di masyarakat. Salah satunya adalah usaha daur ulang yang dilakoni oleh salah satu perusahaan rintisan, PT Peduli Alam Nusantara atau Plana di Tangerang, Banten.

Bisnis berkelanjutan yang dikembangkan Plana ini sudah dimulai pada 2021. Menurut Co-Founder dan Chief of Sustainability & Relation Officer Plana, Joshua Christopher Chandra, usaha daur ulang dari sampah plastik ini baru berjalan secara masal satu tahun kemudian. 

Ide awalnya, bermula dari keresahan mereka melihat timbulan sampah plastik dan maraknya penebangan pohon. Dari situ, timbullah gagasan untuk menyulap sampah plastik yang tidak terurai menjadi produk yang bermanfaat. Pilihannya adalah material bangunan lantai pengganti kayu. 

"Nah dari situ kami berkeinginan untuk bisa recycle plastik yang tidak terurai bisa jadi kekuatan, salah satu contohnya adalah untuk bahan bangunan," kata Joshua kepada KONTAN belum lama ini. 

Baca Juga: Berkreasi Lewat Motif Lokal dan Sampah

Kebetulan sebelum memulai usaha daur ulang sampah tersebut, dirinya sudah melakukan riset dan pengembangan produk bahan bangunan dari produk sampah plastik selama lima tahun sejak tahun 2017.

Kala itu, Joshua mengaku sempat gonta ganti formula agar material bangunan dari plastik bisa bertahan lama dan kokoh seperti dari kayu. 

Pada masa pengembangan produk tersebut, Joshua akhirnya menemukan sekam atau limbah padi yang cocok menjadi pendamping plastik, untuk dijadikan material bangunan. Setelah mendapatkan formula yang tepat, tantangan selanjutnya yang harus ia lakukan adalah mengenalkan produk tersebut ke masyarakat dan konsumen.

Maklum kala itu pasar masih asing dengan material daur ulang, karena dinilai tidak tahan lama, meskipun dari segi harga jauh lebih murah dari produk sejenis. Namun Joshua tidak patah arang, ia pun gencar memasarkan dan berpromosi secara digital. 

Hingga akhirnya pada 2022, Plana mendapatkan beberapa penghargaan. Dari situlah Plana mulai mendapat pengakuan dari perusahaan.

Alhasil mulai banyak perusahaan yang melirik produk Plana. Bahkan klaim Joshua penjualan terbesar Plana dari business to business (B2B). Malah Plana katanya sudah melakukan ekspor ke Jepang sejak akhir tahun lalu. 

Hasil tersebut membuat Plana makin getol memperluas pasar ekspor. Saat ini Plana tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan Korea Selatan. Mereka telah mengirim beberapa sampel dan jika lancar akan mulai ekspor di tahun ini.

"Di Singapura juga sama, kami sudah dapat proyek dan tengah meeting dengan arsiteknya," jelasnya. 

Hasilnya, Plana tahun lalu sanggup meraup omzet Rp 6 miliar. Langkah selanjutnya, Joshua berencana memasukkan Plana ke e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (e-Katalog LKPP). 

Selanjutnya: 8 Efek Kurang Minum Air Putih yang Timbulkan Kelelahan hingga Mood Swing

Menarik Dibaca: 4 Bahan Makanan Alami untuk Mempercepat Haid Bukan Cuma Nanas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×