kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mendesain laba dari supermaket bahan bangunan


Kamis, 11 Agustus 2011 / 12:36 WIB
Mendesain laba dari supermaket bahan bangunan
ILUSTRASI. Rencana lelang SUN


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Berdiri pada 1 Agustus 2006, Home Builders Center atau HBC menyediakan berbagai macam kebutuhan bahan bangunan, seperti semen, keramik, perlengkapan kebersihan atau sanitary, besi beton, hingga cat.

Memiliki gerai pertama di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, saat ini HBC memiliki total 19 gerai tersebar di Jawa dan Sumatera. Dengan jumlah itu, HBC mengklaim menjadi supermarket bahan bangunan dan aksesori rumah terlengkap dan terbesar di Indonesia.

Di bawah manajemen PT Bangun Adi Perkasa, HBC terus mengembangkan bisnis ritelnya. Apalagi, mengingat kebutuhan sektor properti dari tahun ke tahun terus meningkat. "Kami memiliki pelayanan serta harga yang kompetitif," kata Ferry Setiawan, Store Plan Manager HBC.

Dengan keunggulan dan keinginan untuk mengembangkan bisnis ritel, HBC mulai Juni 2011 menawarkan kerja sama waralaba atau franchise. Walau belum lama, saat ini, HBC sudah memiliki lima calon terwaralaba pasti di Purwakarta, Cibinong, Bekasi, Kuningan, dan Purbalingga. Selain itu, ada tujuh calon mitra lagi yang siap bergabung.

Melihat respons positif tersebut, Ferry optimistis bisnis penyediaan kebutuhan bangunan masih cerah. Bisnis properti yang terus berkembang juga mendongkrak popularitas bisnis pengadaan bahan bangunan.

Bagi Anda yang ingin berinvestasi, HBC menawarkan tiga paket waralaba. Paket A untuk pembuatan supermarket seluas 200 meter persegi (m²) dengan nilai investasi sebesar Rp 300 juta. Paket B untuk supermarket seluas 450 m² dengan investasi Rp 425 juta, dan paket C untuk supermarket seluas 650 m² dengan investasi Rp 525 juta.

Selain luas bangunan supermarket dan nilai investasi, perlengkapan tiap paket investasi juga berbeda. Sebab, semakin luas ruang usaha berarti semakin banyak pula bahan bangunan yang bisa dijual dan di stok.

Itu merupakan angka maksimal investasi. Sebab, nilai investasi bisa berkurang jika terwaralaba memilih mencari perlengkapan toko dan barang dagangan sendiri. "Namun harus tetap dengan standar HBC," kata Ferry.

Nilai investasi sebesar itu belum termasuk biaya sewa tempat. Namun seluruh kebutuhan toko termasuk bahan bangunan yang dijual sudah disediakan, termasuk management fee selama enam tahun senilai Rp 44 juta untuk paket A, sebesar Rp 55 juta untuk paket B dan Rp 60,5 juta untuk paket C. Biaya renovasi toko, perizinan, perlengkapan toko, pelatihan serta gaji pegawai juga sudah ditanggung. "Mitra tinggal menyediakan tempat, dan HBC yang akan mengatur semuanya," kata Ferry.

Dengan sistem bagi hasil atau profit sharing, terwaralaba akan mendapatkan pembagian 3,5% hingga 6,5% dari omzet per bulan. Dengan target omzet mencapai Rp 300 juta per bulan, menurut Ferry, keuntungan bersih terwaralaba diperkirakan mencapai Rp 19,5 juta per bulan. Dengan demikian, balik modal diperkirakan selama 21 bulan.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) mengakui bisnis bahan baku bangunan sangat cerah walau persaingan juga ketat. "Banyak yang menawarkan harga miring, tapi kualitas tetap bagus," ujarnya. Karena itu dibutuhkan promosi ekstra untuk bisa merebut pasar.


HBC
Jl. Boulevard Raya Blok L/3
Jakarta Utara
Telp: 02145843005

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×