kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengembangkan donat ubi yang kian digemari


Jumat, 25 Februari 2011 / 16:12 WIB
Mengembangkan donat ubi yang kian digemari
ILUSTRASI. Ilustrasi inflasi


Reporter: Mona Tobing, Handoyo | Editor: Tri Adi

Selain kentang, kini ubi juga bisa menjadi campuran bahan baku pembuatan donat. Potensi bisnisnya masih besar, karena ubi yang mempunyai rasa manis alami cocok untuk penderita diabetes. Pemain usaha ini juga masih sedikit.

Ubi yang punya bahasa latin Ipomoea batatas, memang sering diolah menjadi makanan kecil atau camilan. Tak hanya disajikan dalam bentuk gorengan, kini ubi juga bisa menjadi bahan baku donat layaknya kentang.

Apalagi, sebagai bahan baku donat, ubi mempunyai tekstur yang lebih lembut. Tak heran, donat yang terbuat dari ubi kini banyak peminatnya. "Kini ubi bisa menjadi alternatif bahan baku donat," ungkap Halim Wibowo, pemilik Oishii Donut, pembuat kue yang tengahnya bolong itu dengan memakai ubi.

Produsen donat asal Surabaya, Jawa Timur ini bahkan mengklaim sebagai pembuat donat pertama berbahan ubi. "Kami menemukan ubi sebagai alternatif bahan baku donat," ujar Halim. Selain di Surabaya, pembuatan donat ubi juga berkembang di Cimahi, Jawa Barat. Satu pemainnya, Donat Ubi Doni.

Bukan cuma menjadi camilan yang hangat di mulut dan mengenyangkan perut, ubi juga memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan. Selain kaya akan serat, Halim bilang, donat ubi memiliki kandungan beta karoten, vitamin A, dan antioksidan yang menangkal radikal bebas.

Tak ketinggalan, Halim pun berpromosi kalau donat buatannya kaya akan kandungan serat larut yang berguna untuk mengikat kolesterol dalam darah. Selain itu, ada juga kandungan oligosakarida yang berfungsi sebagai prebiotik dan kaya kandungan vitamin A, B6, E, dan K.

Berbeda dengan donat kentang, pembuatan donat ubi memiliki beberapa keunikan, seperti tekstur dan warna. Tekstur donat yang dibuat dengan bahan dasar ubi lebih lembut dibandingkan menggunakan kentang. Selain itu, "Warna yang dihasilkan lebih beragam tergantung dari jenis ubi yang dipakai," tutur Dian Firdaus, pemilik Donut Ubi Doni.

Aroma donat ubi pun lebih khas. Bahan baku ubi juga memberikan rasa manis alami. "Rasanya tak terlalu manis hingga membuat penikmatnya tak cepat enek," tutur Halim.

Seperti donat kentang, dalam proses produksi donat ubi, para produsen juga masih menggunakan tepung terigu. "Untuk membuat satu kilogram bahan donat, biasanya digunakan 200 gram ubi dan 800 gram tepung terigu," ujar Dian. Ubi yang dipakai bisa ubi yang dagingnya berwarna ungu dan kuning.

Dalam satu kali proses produksi donat donat ubi, Donat Ubi Doni bisa membuat hingga 200 donat. Mereka membanderol harga donatnya berkisar antara Rp 2.500 hingga Rp 5.000.

Harga ini tergantung dari ukuran dan jenis toping-nya. Misalnya, donat dengan toping gula halus hanya dipatok Rp 2.500. Adapun harga donat berbalut cokelat Rp 3.500 dan donat bertabur keju Rp 4.000.

Dian juga menjual donat berisi selai dengan harga Rp 5.000 per buah. Selain di Cimahi, Dian sudah memasarkan donat ubi di Bandung dan Jakarta. "Banyak juga teman saya di luar kota yang memesannya," ungkap Dian.

Meski skala usahanya masih mungil, dalam sebulan, Dian bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 15 juta. Adapun Halim yang hanya menjual donatnya di Surabaya bisa meraup omzet antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta.

Halim juga menjamin donatnya bisa bertahan hingga 36 jam. Melihat potensi pasar donat ubi yang besar, ia pun berniat membuat cabang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×