kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nikmatnya laba mengajari orang bercas-cis-cus bahasa Inggris


Jumat, 25 Februari 2011 / 11:13 WIB
Nikmatnya laba mengajari orang bercas-cis-cus bahasa Inggris


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Di era globalisasi seperti sekarang ini, kemampuan berbahasa Inggris sudah menjadi harga mati bagi sebagian masyarakat kita. Bahasa Inggris merupakan bahasa global atau internasional.

Fakta ini yang kemudian ditangkap Nurhasan Mustofa dengan mendirikan International English Center (IEC) di Slawi, Tegal, Jawa Tengah tahun 2000. Dia menargetkan bisa menjadikan lembaga bahasa yang unggul di bidang pengajaran bahasa Inggris dan menghasilkan lulusan yang berkualitas serta memiliki daya saing di pasar global.

Asan, sapaan akrab Nurhasan Mustofa, mengklaim bahwa IEC memiliki beberapa keunggulan ketimbang tempat kursus lain. Contoh, sistem dan konsep sudah teruji selama 10 tahun. Kurikulumnya mengacu pada standar Singapura dan internasional.

Saat ini, ada sembilan program yang ditawarkan IEC, yakni Pre English For Kids (Pre-EFK), English For Kids (EFK), English for Young Liners (EFYL), English For Junior (EFJ), English For Communication (EFC), Special English Conversation, TOEFL Preparation, TOEIC, dan Specific English Purpose. Lembaga kursus ini agaknya berupaya menyasar semua umur dengan bekal banyak pilihan program kursus.

Ada juga program ekstra, seperti daily meeting, video lab, dan learning center. Pada program ekstra, semua siswa tidak dipungut biaya alias gratis. Hingga tahun ini, sudah terdapat tiga cabang IEC, yaitu dua di Tegal dan satu di Brebes.

Kendati sudah banyak lembaga kursus sejenis, Asan yakin bisnis lembaga kursus bahasa Inggris masih menjanjikan. Sebab, kemahiran berbahasa Inggris masih menjadi kebutuhan orang.

Karena itu, sejak awal 2011, IEC membuka tawaran waralaba dengan kontrak kerjasama selama lima tahun. Mitra hanya perlu modal sebesar Rp 70 juta saja, sudah termasuk sewa tempat sebesar Rp 10 juta selama satu tahun. Tapi, sewa tempat tergantung pada lokasi dan kota.

Sebesar Rp 30 juta dari investasi awal akan dipakai untuk operasional awal. Sisanya, sebesar Rp 30 juta digunakan buat pelbagai peralatan, seperti buku, kaos siswa dan tenaga pengajar, kelengkapan administrasi pendidikan dan pelatihan guru untuk level dasar, serta barang-barang promosi. IEC pusat akan membantu promosi lewat media cetak atau online.

IEC tidak mengharuskan gedung sebagai tempat kursus. "Rumah juga bisa, asal dekat dengan pusat keramaian," ujar Asan. Yang penting memiliki empat ruangan.

Mitra bisa memperoleh omzet Rp 10,25 juta per bulan dengan biaya kursus sebesar Rp 165.000 sebulan. Dengan catatan, mampu merekrut 100 siswa. Kalau perhitungan itu terpenuhi, mitra hanya membutuhkan waktu tujuh bulan untuk balik modal.

Tiap bulan, mitra juga diwajibkan membayar biaya royalti sebesar 10% dari penghasilan. Namun jangan khawatir, kewajiban itu baru berlaku pada bulan ketujuh setelah usaha kursus beroperasi. Mitra juga harus menyediakan dua calon guru dan satu tenaga administrasi untuk pelatihan dua hari di kantor IEC pusat.

Menurut Pengamat Waralaba Erwin Halim, bisnis di bidang pendidikan memang selalu prospektif. Tinggal bagaimana setiap lembaga menyiapkan kebutuhan sesuai keinginan pasar. Ia melihat IEC cukup prospektif selama tetap menyediakan sumber daya manusia alias pengajar yang berkualitas. "Peranan pengajar sangat signifikan karena akan menentukan kualitas persaingan dengan lembaga lainnya," ujar dia.

Lembaga Bahasa IEC
Jl. KS Tubun No. 1 Slawi, Tegal, Jawa Tengah
Telp. 0283-3388855

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×