Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Kegiatan Kemandirian Masyarakat Universitas Sanata Dharma (Tim KKM USD) tengah mencari solusi alat memasak yang murah. Salah satunya adalah dengan membuat oven pemasak briket arang berbasis tenaga listrik. Penemuan ini diharapkan dapat biaya pemasakan briket.
TIM KKM USD yang mengeksplorasi oven pemasak briket ini terdiri dari Petrus Kanisius Purwadi, A. Prasetyadi, dan Titus Odong Kusumajati mencoba mencari solusi.
Petrus Kanisius salah satu anggota Tim KKM USD mengatakan langkah konkrit yang dilakukan Tim KKM USD adalah dengan membuat oven pemasak briket arang berbasis tenaga listrik. Hal ini untuk menekan biaya pemasakan briket.
Menurut Petrus, selama ini alternatif bahan yang dipakai untuk memproduksi briket adalah kayu bakar, minyak jelantah, dan oli bekas. Namun konsekuensinya kualitas hasil produksi atau lingkungan kerja menjadi menurun.
Baca Juga: Usaha briket arang batok kelapa masih menjanjikan (Bagian 1)
"Kami dari Tim KKM USD mengembangkan proses pemasakan briket dengan memanfaatkan pengeringan dan pematangan briket berbasis refrigerasi,” kata Petrus dalam keterangannya, Selasa (20/12).
Pemasakan briket jenis ini menjadi topik utama dalam pelatihan penggunaan oven pemasak briket energi listrik hemat energi oleh Tim KKM USD yang dibiayai Sekretariat Direktoriat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi tahun pendanaan 2022.
Pelatihan sekaligus pendampingan proses pengelolaan produksi briket arang batok kelapa ini diberikan oleh Tim KKM USD kepada CV MAC Jogonalan, Kabupaten Klaten selama 5 hari dan berakhir pada 19 Desember 2022.
Menurutnya oven pemasak briket buatan Tim KKM USD mampu menghasilkan briket dengan biaya operasional rendah dan sangat praktis penggunaannya.
Baca Juga: Investa Stellar akuisisi pengekspor briket kelapa
Ia bilang, biaya pemasakan untuk memproduksi 1 kg briket yang siap jual, bisa kurang dari Rp 500.
"Proses pemasakan bersifat praktis, untuk menyalakan dan mematikan ovennya sangat mudah. Selain itu, saat beroperasi, oven dapat ditinggal dan pengguna bisa melakukan aktivitas penting lainnya,” imbuhnya.
Petrus menambahkan proses pembuatan briket bisa dilakukan dengan cepat, aman, nyaman, dan ramah lingkungan tanpa proses penjemuran di bawah sinar matahari.
Oven dapat bekerja kapan saja dan di mana saja tanpa tergantung cuaca. Untuk memproduksi briket siap jual, dapat dilakukan hanya dalam waktu 1,5 hari.
Baca Juga: Berubah jadi kotak padat, si bulat makin seksi
”Oven pemasak briket dengan energi listrik berbasis refrigerasi ini merupakan alternatif terbaik sebagai pengganti oven pemasak briket berbahan bakar elpiji. Briket yang dihasilkan pun kering (RH kurang dari 5%), keras, tidak mudah pecah, tidak memiliki retak rambut, bersih, nyala briket lebih lama, dan menghasilkan abu yang berwarna putih,” terang Petrus.
Tak hanya itu, tutur Petrus, oven pemasak briket dengan energi listrik ini juga bersifat ramah lingkungan. Selain tidak menghasilkan udara panas, jelaga, polusi udara/gas buang, mesin juga tidak memberikan polusi suara karena tidak ada kebisingan suara yang ditimbulkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News