kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimbang laba dari kemitraan tahu pedas


Senin, 10 Juli 2017 / 17:14 WIB
Menimbang laba dari kemitraan tahu pedas


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Dessy Rosalina

Ada tawaran kemitraan usaha tahu krispi mereknya Tahu Boom Crispy. Paketnya senilai Rp 3 juta dan Rp 4 juta. Omzet yang diperoleh capai Rp 21 juta per bulan. Balik modalnya sekitar sebulan.

JAKARTA. Tahu sudah menjadi lauk-pauk sehari-hari masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, tahu juga terbilang camilan favorit. Maka itu, bisnis olahan tahu juga menjamur. Salah satu yang sedang tren adalah tahu goreng krispi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menyukai kudapan tahu goreng.

Salah satu pelaku usaha yang menangkap peluang ini adalah Harris Kristanto di Medan. Mendirikan usaha dengan merek Tahu Bom Crispy sejak tahun 2016, dia mantap menawarkan kemitraan pada awal tahun 2017. Hingga kini, sudah ada 26 mitra yang bergabung dari Pekanbaru dan Medan, sisanya ada 6 gerai pusat di Medan.

Harris menawarkan dua paket investasi. Pertama, paket senilai Rp 3 juta, mitra akan mendapat dua papan bahan baku tahu, gerobak, peralatan usaha, spanduk, banner, pelatihan karyawan. Kedua, paket senilai Rp 4 juta, mitra mendapat tenda, gerobak, tabung gas, empat papan bahan baku tahu, peralatan usaha, spanduk, banner, dan pelatihan karyawan.

Kerjasama kemitraan berlangsung seumur hidup selama mitra memasok bahan baku ke pusat. Mitra juga wajib menggunakan merek usaha Tahu Bom Crispy. Pusat tidak mengutip biaya royalti. "Banyaknya usaha dan kemitraan tahu, paket yang ditawarkan cukup terjangkau nilainya dan diproduksi tanpa bahan pengawet," ujar Harris.

Tahu Boom Crispy menjual tahu goreng krispi dengan dua rasa yaitu pedas dan balado. Harga yang dijual Rp 1.000 isi tiga buah. Mitra ditargetkan menjual dua sampai tiga papan per hari. Dengan begitu omzet yang diperoleh capai Rp 700.000 per hari atau sekitar Rp 21 juta per bulan.

Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, mitra akan mendapat laba bersih sekitar 60%. Balik modal diperkirakan sebulan.

Harris menyarankan untuk mitra mencari lokasi usaha di kampus, area perkantoran, area industri dengan luas minimal 3 meter x 3 meter dibantu satu orang pegawai. Hingga akhir tahun 2017, dia targetkan menggandeng 100 mitra baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×