Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pendidikan jelas masih menjadi kebutuhan utama banyak orang. Tak heran, lembaga pendidikan terus bermunculan, termasuk aplikasi yang menyediakan layanan bimbingan belajar seperti Sanedu.
Adalah Diki Thantawi sebagai penggagas startup layanan pendampingan belajar digital tersebut. Aplikasi ini baru meluncur Mei 2019 dengan basis di Bandarlampung.
Uniknya, sebelum membangun Sanedu, Diki awalnya mendirikan bimbingan belajar (bimbel) di indekos milik sang ayah. Di saat bersamaan, ia melihat mulai marak aplikasi yang menawarkan layanan pendidikan, seperti bimbel secara online serta pemuatan soal dan materi pelajaran.
Berkaca dari keberadaan bimbel yang dia rintis dan layanan pendidikan digital yang ada, Diki pun meramu beragam fitur dan layanan di dalam Sanedu.
Baca Juga: Zenius raih pendanaan Seri A sebesar US$ 20 juta dari tiga investor
Platform ini menyediakan beragam fitur. Ada Etalase Soal, San Project, San Hitung, dan San Les. Sejatinya, masih ada dua fitur lain yang tengah ia siapkan, yakni San Grade dan San Video. Tapi untuk dua fitur ini, masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. "Kapan mulai aktifnya dua fitur tersebut, belum bisa disampaikan," katanya kepada KONTAN.
Baca Juga: Menadah peluang dari layanan bimbingan belajar
Untuk San Project, fitur ini merupakan konten berisi program persiapan ujian dan pelatihan kemampuan siswa. Lantas, fitur San Hitung untuk mengetahui minat dan bakat siswa. Sementara Etalase Soal, sesuai namanya, fitur ini menawarkan beragam soal pelajaran.
Baca Juga: Ruangguru raih pendanaan seri C senilai US$ 150 juta
Nah, fitur San Les bisa jadi pembeda Sanedu dengan aplikasi sejenis. Ini adalah fitur pembelajaran yang bisa Siswa lakukan di Sanedu Center, bimbingan belajar milik Diki. Lewat Sanedu Center, ia memanfaatkan fitur dan layanan di aplikasi Sanedu untuk proses pembelajaran di tempat bimbel tersebut.
Enaknya, siswa bisa menggunakannya untuk mengatur agenda belajar dan les hingga jadwal guru les. Fitur ini sudah Diki gunakan di dua Sanedu Center yang semuanya masih berlokasi di Bandarlampung.
Hasilnya, bimbingan belajar offline Sanedu berhasil menggaet 84 siswa. "Sanedu Center pada dasarnya adalah bimbel biasa, cuma ada LCD TV, tempat dibuat senyaman mungkin, dan pakai aplikasi Sanedu juga," jelas Diki.
Sedang untuk pengguna aplikasi Sanedu alian bimbel online, mencapai 20.000 siswa yang tersebar di Bandarlampung, Jakarta, dan Bandung. "Untuk pengajar, ada 25 orang dan berbasis di Lampung. Dan sejauh ini, jumlah pengajar sudah cukup," sebut Diki.
Dengan berbagai fitur yang ada, Diki mematok tarif layanan Sanedu mulai Rp 1.000 untuk satu soal hingga Rp 150.000 per paket bimbel saban bulan. Sedangkan untuk paket premium, tarifnya bisa Rp 750.000 untuk satu tahun.
Sejauh ini, Diki tidak mematok target khusus untuk pengembangan Sanedu, lantaran masih fokus pada pengembangan kualitas konten pendidikan dan efektivitas program yang ada. Dengan cara ini, ia berharap, Sanedu bisa menarik minat investor yang mau menanamkan modalnya. Soalnya, modal untuk pengembangan dan operasional Sanedu masih dari internal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News