kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menjahit laba dari pesanan kebaya


Senin, 07 Mei 2012 / 13:23 WIB
Menjahit laba dari pesanan kebaya
ILUSTRASI. Kurs rupiah terhadap dollar AS menguat menyusul keputusan The Fed mempertahankan suku bunga di level rendah./pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/03/11/2020.


Reporter: Eka Saputra, Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Kebaya tetap diminati di kalangan perempuan Indonesia. Tak hanya ibu-ibu, kalangan remaja juga banyak mengenakan kebaya. Lantaran banyak diminati, Rumah Kebaya menawarkan kemitraan senilai Rp 80 juta. Omzet mitra diperkirakan Rp 50 juta-Rp 60 juta per bulan.

Sejak abad ke-15, kebaya sudah menjadi busana khas perempuan Indonesia, terutama perempuan Jawa. Busana ini terdiri atas baju atasan yang dipadu dengan kain. Hingga saat ini, kebaya tetap disukai para wanita. Ragam kebaya sekarang pun semakin modis dan trendi.

Berbeda jauh dengan desain kebaya sebelumnya, kebaya masa kini desainnya beragam, lebih modis dan modern, sehingga bisa dikenakan pada acara apa pun. Penggemarnya pun tak lagi hanya ibu-ibu, kalangan remaja juga menyukai pakaian kebaya.

Tren seperti itu tentu memicu permintaan kebaya. Peluang itu juga yang ditangkap oleh Robertus Nico, pemilik butik Rumah Kebaya di Sidorajo, Jawa Timur. Merintis usaha sejak tahun 2005, ia mulai menawarkan kemitraan di bulan Maret 2012 ini.

Ia mengaku membuka kemitraan karena banyak pelanggannya yang mencari cabang Rumah Kebaya di daerah mereka, seperti Semarang atau Jakarta. "Banyak pelanggan tanya kenapa belum ada butik Rumah Kebaya di daerahnya," ujar Nico.

Pelanggan Rumah Kebaya bukan hanya dari Surabaya atau Jawa Timur. Banyak juga dari daerah lain, seperti Semarang, Jakarta, Medan, dan Balikpapan. Pelanggannya juga lintas profesi, mulai dari artis lokal hingga pejabat di daerah dan pusat.

Ia mengklaim, kebayanya diminati karena mengedepankan konsep eksklusif. Selain menyediakan desain sendiri, pelanggan bisa ikut menentukan model kebaya yang diinginkan. "Bahkan, desain kebayanya boleh jadi hanya pelanggan itu yang memilikinya," ujar Nico.

Kebaya buatan Nico dibanderol mulai Rp 3,5 juta hingga Rp 8 juta ke atas. Nah, dalam kemitraan ini, Rumah Kebaya menawarkan paket investasi Rp 80 juta. Paket ini sudah termasuk biaya kemitraan Rp 35 juta, paket produk senilai Rp 30 juta, desain interior, training sumber daya manusia, serta kebutuhan promosi untuk pembukaan butik. Namun mitra perlu menyiapkan tempat usaha sendiri. “Ya minimal sewa di ruko-ruko itu ya,” tandasnya.

Dengan target penjualan 12 gaun kebaya per bulan, rata-rata omzet yang bisa diraup mitra berkisar Rp 50 juta-Rp 60 juta per bulan. Menurut Nico, mitra bisa mendapatkan laba bersih sekitar 15% dari omzet. Dengan laba bersih sebesar itu, mitra bisa balik modal di bulan ke delapan.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia menilai, prospek kemitraan Rumah Kebaya cukup menjanjikan. Cuma, ia menyarankan agar Rumah Kebaya berani membuka cabang di Jakarta atau kota besar lainnya. Jika Rumah Kebaya berani membuka cabang di kota besar, niscaya mereka akan bisa meraup omzet lebih besar ketimbang di daerah. Soalnya, pasar di kota besar cukup menjanjikan untuk bisnis ini. “Harga kebaya itu Lebih cocok dengan kantong orang kota,” jelas Amir.

Bagi calon mitra, ia menyarankan untuk fokus mengikuti pelatihan dari kantor pusat, agar bisnisnya lancar.

Rumah Kebaya
Deltapuspa 122
Deltasari Baru - Waru, Sidoarjo, Jawa Timur
Telp: 031 8554216, HP: 0819 1324 0740

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×