kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Menjajal bisnis dari teh herbal beraneka rasa


Rabu, 26 Februari 2014 / 18:07 WIB
Menjajal bisnis dari teh herbal beraneka rasa
ILUSTRASI. Dunia digital semakin mempermudah orang mencari penghasilan terutama lewat konten-konten. Luna Maya mengatakan bikin konten seunik muntkin. KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

Teh sudah seperti minuman wajib yang harus selalu ada di setiap kesempatan. Ini membuat peluang bisnis Bteh tak pernah surut. Buktinya banyak gerai-gerai baru dengan kemasan teh yang berbeda terus bermunculan.

Salah satu pebisnis di bidang ini yaitu Herman Susilo yang mendirikan Asetehe pada 2013 di Bekasi, Jawa Barat. Berbeda dengan teh lainnya, Asetehe memiliki campuran herbal antara teh dan sereh.

Menurut dia, teh ini teh khas Kudus, Jawa Tengah yang memiliki banyak manfaat. "Bisa meringankan semua jenis peradangan dan nyeri seperti nyeri sendi, nyeri otot, sakit gigi," katanya.

Untuk meningkatkan penjualan Asetehe, ia membuka tawaran kemitraan beberapa bulan setelahnya. "Outlet milik pusat ada tiga di Bekasi, untuk mitra usaha belum ada hingga kini," katanya.

Asetehe memiliki berbagai macam varian rasa, diantaranya teh sereh original, stroberi, apel dan anggur. Minuman yang bisa dinikmati panas atau dingin ini  di banderol Rp 3.000-Rp 6.000 per cup.

Paket investasi yang ditawarkan senilai Rp 8,5 juta. Dari investasi itu, mitra berhak mendapatkan booth, peralatan lengkap untuk minuman, kompor, tabung gas 3 kg, bahan baku awal, kaos seragam, x banner dan pelatihan karyawan.

Mengacu pada gerai yang sudah beroperasi, Asetehe bisa menjual sebanyak 60 cup dalam sehari. Artinya, mitra bisa mendapatkan omzet senilai Rp 9 juta hingga Rp 10 juta saban bulan.

Setelah di potong biaya bahan baku, gaji karyawan, biaya operasional dan sewa tempat perbulan. Mitra masih bisa mendapatkan laba bersih sekitar 20%. Artinya, mita bisa kembalikan modal dalam jangka waktu sekitar empat hingga lima bulan.

Herman tidak mengutip biaya royalti sepeser pun terhadap mitra. Namun, mitra wajib membeli bahan baku teh sereh dalam bentuk kemasan kepada pusat. "Satu kemasan bisa dipakai untuk 100 cup. Biasanya rutin pembelian per minggu atau stok selama bulanan," terang Herman.

Kendati belum memiliki mitra usaha, Herman masih terus gencar mencari mitra. Tahun ini, ia akan berusaha melebarkan sayap usahnya ke berbagai pulau yang ada di Indonesia.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×