kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.480   50,00   0,30%
  • IDX 6.382   70,01   1,11%
  • KOMPAS100 908   4,50   0,50%
  • LQ45 710   -1,47   -0,21%
  • ISSI 202   4,27   2,16%
  • IDX30 370   -2,47   -0,66%
  • IDXHIDIV20 446   -1,77   -0,40%
  • IDX80 103   -0,09   -0,09%
  • IDXV30 108   0,29   0,27%
  • IDXQ30 121   -0,66   -0,54%

Menjaring Fulus dari Produk Fesyen Syari


Sabtu, 08 Maret 2025 / 06:30 WIB
Menjaring Fulus dari Produk Fesyen Syari
ILUSTRASI. Produk busana muslim abaya TAZA. (KONTAN/Sabrina Rhamadanty)


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, potensi pakaian muslim di Indonesia masih potensial hingga kini. Inilah yang membuat banyak pemain berkiprah di salah satu jenis fesyen ini. Salah satunya adalah Taza. 

Ini adalah label fesyen muslimah yang mengkhususkan diri pada produk pakaian muslim model syari. Busana muslim ini bentuknya seperti gamis Arab dan lebar. 
Menurut Ashila, Pendiri Taza, usaha ini baru berdiri pada Mei tahun lalu. Ia mendirikan Taza sebagai bentuk kesetiaannya kepada Allah yang Maha Kuasa.

Adapun nama Taza, sengaja Ashila pilih karena ketertarikannya terhadap salah satu kota tertua di Maroko, yakni Taza. Artinya, kesegaran dan awal baru.

"Kami ingin membantu (konsumen) yang ingin mendapatkan syari dengan mudah. Dan, semoga bisa menjadi dakwah juga," ungkapnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Lantaran pakaian syari mempunyai ukuran yang tergolong besar, maka Ashila berupaya untuk membuatnya sebagai pakaian muslimah yang nyaman. Namun, meski modelnya sederhana, ia mengupayakan pakaian syari Taza tidak monoton.

Akhirnya, pilihannya jatuh ke model abaya yang banyak dipakai di Asia Barat dan Asia Timur.

"Bahannya eco friendly, cotton, dan coraknya simple," ungkap dia.

Baca Juga: 5 Warna Hijab yang Bikin Wajah Cerah, Kulit Sawo Matang Bisa Coba

Untuk memulai usaha pakaian syari ini, Ashila memanfaatkan pemasaran digital. Salah satunya, lewat situs Taza. Kemudian, untuk pemasaran offline, mengikuti sejumlah pameran.

Pelan tapi pasti, produk Taza mulai dikenal. Bukan cuma di pasar dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Melihat potensi ini, Ashila pun mulai menjajaki lebih jauh pasar global.
Perhatiannya adalah pasar Eropa, terutama menyasar negara-negara di Benua Biru yang penduduk muslimnya banyak. Akhirnya, pilihan Ashila jatuh ke Inggris.

Di negeri Raja Charles III tersebut, Ashila mengikuti London Muslim Shopping Festival 2025 yang berlangsung akhir Februari kemarin. Dalam pameran di Inggris ini, dia membawa koleksi pakaian syari terbaru yang ia beri nama The Unfeigned.

Dengan koleksi busana itu, ia ingin para pemakainya merasa nyaman dan bisa kembali ke fitrahnya. 

"The Unfeigned justru mendapat sambutan (di Inggris)," ungkap Ashila.

Melihat respons yang positif, Ashila pun ingin memperluas pasar Taza di market global lainnya. Kali ini, targetnya adalah salah satu negara tetangga terdekat, yakni Singapura. Di sana, dia tidak hanya akan memasarkan pakaian syari, tetapi juga produk hijab.

Sedangkan untuk pengembangan produk, Ashila berencana untuk menambah varian pakaian muslim. Misalnya, kerudung dan berikutnya adalah baju anak pada tahun ini juga. 

Selain itu, Ashila berencana memakai bahan anyar di produk syari. Yakni, dari serat bambu dan tensel, yang ia klaim lembut, halus, kuat, dan ramah lingkungan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×