kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,25   -3,11   -0.33%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaring untung dari bisnis pencucian motor


Jumat, 25 April 2014 / 16:14 WIB
Menjaring untung dari bisnis pencucian motor
ILUSTRASI. PT Avia Avian Tbk


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Havid Vebri

Peluang bisnis jasa pencucian motor masih menjanjikan. Tingginya jumlah kendaraan bermotor membuat jasa ini banyak dicari orang.  
Peluang itu juga yang ditangkap Iwan Pamungkas dengan mendirikan Steam Wash Motor BIMC di Bekasi, Jawa Barat.

Merintis bisnis sejak tahun lalu, kini Iwan menawarkan kemitraan dengan paket investasi sebesar Rp 12 juta. Sampai saat ini sudah ada satu mitra usaha di Duren Sawit, Jakarta Timur, yang bergabung dengannya. "Cabang milik sendiri sudah ada tiga di Bekasi," ujar Iwan.

Iwan mengaku, masih ada tiga calon mitra lagi yang tertarik bergabung dengannya. Dalam kerjasama ini, mitra akan mendapat satu unit mesin steam, satu kompresor, dua drum penampung air, dan peralatan cuci lengkap.

Selain itu, ada juga peralatan pendukung berupa meja dan kursi tunggu konsumen serta satu unit kipas angin. "Untuk pelanggan yang menunggu motornya dicuci juga disediakan modem dan router," kata Iwan.

Tarif jasa cuci motor dibedakan berdasarkan jenis motor. Untuk motor bebek dan skuter dipungut tarif Rp 10.000. Sedangkan motor besar dihargai Rp 12.000.

Menurut Iwan, dari pengalaman selama ini, satu gerai bisa menjaring minimal 30 konsumen. Dari situ mitra bisa mengantongi omzet kotor minimal Rp 9 juta per bulan. Menurut Iwan, biaya operasional terbesar habis buat membayar tukang cuci.

Penggajiannya berdasarkan sistem bagi hasil, dengan porsi 60% buat pemilik dan sisanya buat tukang cuci. Dengan sistem ini, biaya buat tukang cuci motor berkisar Rp 3,6 juta per bulan.

Pusat sendiri akan membantu menyediakan minimal satu tukang cuci buat dipekerjakan di gerai mitra. Tenaga dari pusat ini sifatnya sementara sampai mitra menemukan tenaga kerja sendiri. "Nanti tenaga dari kami yang akan melatihnya," ujar Iwan.

Menurut Iwan, minimal satu gerai mempekerjakan dua tukang cuci. Selain tenaga kerja, juga perlu menyiapkan biaya operasional buat pembelian sampo.

Harga satu sebotol sampo dibanderol Rp 12.000 dan dapat digunakan untuk mencuci 40 motor. Biaya pembelian sampo dalam sebulan sekitar Rp 270.000.

Jadi, ditambah biaya sewa tempat, listrik dan air, maka total biaya operasional sebulan mencapai Rp 5.570.000. Sehingga, laba bersih per bulannya sekitar Rp 3.434.000.

Dengan laba sebesar ini, mitra bisa balik modal sekitar  empat bulan. Menurut Iwan, target ini bisa tercapai asal lokasi mitra strategis. "Kriteria lokasi strategis ini harus dilalui banyak kendaraan bermotor," kata Iwan.

Untuk menambah penghasilan, bila tempat masih memungkinkan, mitra bisa membuka bisnis lain, seperti kantin dan leasing atau kredit sepeda motor. Bila berminat, Iwan mengaku sudah memiliki relasi dengan sejumlah leasing seperti Adira dan Kredit Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×