kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.295   13,00   0,08%
  • IDX 7.176   35,67   0,50%
  • KOMPAS100 1.030   4,13   0,40%
  • LQ45 783   3,39   0,43%
  • ISSI 235   1,41   0,60%
  • IDX30 404   1,84   0,46%
  • IDXHIDIV20 465   2,91   0,63%
  • IDX80 116   0,59   0,51%
  • IDXV30 118   1,28   1,10%
  • IDXQ30 129   0,49   0,38%

Menjemput untung dari sushi pesan antar


Senin, 17 November 2014 / 13:50 WIB
Menjemput untung dari sushi pesan antar
ILUSTRASI. Promo Burger King Edisi Juni 2023 Paket King Box


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Tri Adi

Kendati bukan makanan asli negeri ini, sushi tak asing lagi bagi lidah banyak orang Indonesia. Popularitas kuliner asal Jepang ini bisa terlihat dari banyaknya restoran, baik kelas atas atas maupun murah meriah, menyajikan sushi sebagai menu utama.

Bisa jadi, sushi mudah diterima karena menggunakan beras sebagai bahan utama. Luasnya variasi produk juga menjadi kekuatan sushi dalam menjangkau berbagai selera.

Mengingat jumlah penduduk negeri ini yang mencapai sekitar 250 juta jiwa, potensi pasar kuliner sungguh berukuran jumbo. Demikian pula dengan prospek usaha sushi. Kendati pemain kuliner Jepang ini sudah banyak, masih ada celah bagi yang jeli berinovasi.

Kelegitan usaha sushi telah dibuktikan oleh Dini Utami Putri, pemilik usaha Sushi Rakyat. Omzet Sushi Rakyat kini berkisar Rp 180 juta hingga Rp 250 juta per bulan. Pada akhir pekan, penjualan Sushi Rakyat biasanya lebih tinggi. Dari nilai penjualan sebesar itu, “Margin keuntungan sekitar 35%,” ujar Dini. Lumayan lezat, bukan?

Setelah tiga tahun menggeluti bisnis sushi, Dini optimistis pasar kuliner Jepang ini masih bisa mengembang. Itu berarti, pintu bagi pemain baru masih terbuka, asalkan si pemain baru jeli melakukan inovasi. “Ambil contoh menjual sushi khusus yang mentah. Atau, menggarap pasar untuk kalangan atas,” tutur Dini.

Inovasi dan kejelian membidik pasar itu juga yang menjadi jalan Sushi Rakyat masuk ke pasar. Salah satu bentuk inovasi Dini adalah menggunakan jalur penjualan online.

Sejatinya, inovasi ini merupakan jalan tengah yang dipilih Dini untuk menyiasati kebutuhan modal. Saat tertarik menjual sushi, Dini sempat terpikir membuka gerai. Namun karena modal awalnya terbatas, Dini menggunakan akun di situs sosial media sebagai etalase berjualan.  Akun itu menampilkan berbagai foto sushi hasil kreasi Dini.

Mereka yang tertarik bisa memesan via situs tersebut, atau melalui telepon. Sushi akan diantarkan oleh kurir Sushi Rakyat, sehari setelah pesanan diterima. Saat memulai, kebanyakan pelanggan Dini merupakan teman-temannya sendiri.

Inovasi produk juga perlu disiapkan oleh mereka yang tertarik menjajal usaha sushi. Inovasi produk ini tentu harus disesuaikan dengan segmen pasar yang Anda bidik. Ambil contoh Sushi Rakyat, yang fokus menyasar peminat sushi matang. “Itu kekhasan kami,” ujar Dini.

Pasar yang menjadi incaran Sushi Rakyat adalah menengah ke bawah. Karena konsumen di pasar tersebut gampang menyesuaikan diri dengan rasa baru, Dini pun giat mengembangkan ragam produknya. Kini, Sushi Rakyat memiliki 20 varian rasa sushi.

Untuk mencari inspirasi, ia biasa menyambangi restoran atau gerai kuliner lain. Ambil contoh, sushi isi rendang yang inspirasinya diperoleh Dini setelah menjajal menu di sebuah restoran. “Sampai di rumah, saya menjajal menambahkan tofu di atasnya,” tutur Dini.

Permintaan varian baru dari pelanggan juga bisa menjadi sumber ide untuk varian baru. “Biasanya sebelum ada permintaan pelanggan, saya sudah menyiapkan varian baru dengan tester para pegawai saya sendiri,” ujar Dini.

Banderol harga Sushi Rakyat berkisar Rp 15.000 hingga Rp 35.000 per 8 potong. Ada pula yang dijual seharga Rp 22.000 untuk 5 potong. Adapun banderol harga kemasan paket Rp 95.000–Rp 200.000.


Layanan pesan antar

Jelas, hasrat terhadap sushi merupakan modal utama memulai bisnis ini. Mereka yang paham membuat sushi pasti akan lebih mudah memulai usaha ini dibandingkan dengan mereka yang baru belajar. Namun selama sanggup menggaji koki yang ahli, mereka yang tak ahli meramu sushi pun bisa memulai bisnis ini.

Oh, iya, modal terbesar bisnis ini terserap untuk pengadaan bahan baku. Dua bahan utama sushi adalah beras dan nori. Jika Anda membidik pasar kelas menengah bawah, bahan lokal layak dipilih. Tujuannya, agar biaya produksi Anda tetap di bawah harga jual. Seluruh bahan baku yang digunakan Sushi Rakyat, tutur Dina, merupakan bahan lokal. Mulai dari beras dan nori, hingga bahan untuk isi, seperti sosis, keju, rendang, tofu, telur asin. “Kalau campuran berasnya itu resep rahasia kami,” ujar Dini.

Namun Dini bersedia berbagi tentang kegiatan dapurnya. Setiap pesanan yang diterima, baru akan diolah mulai subuh, tepatnya jam 3 pagi. Yang pertama dilakukan Dini dan tiga karyawannya adalah menyiapkan isi. Tahap menggulung dan memotong sushi berlangsung pada pukul 5.30. Sushi pun siap diantar sejak pukul 8 pagi.

Jeda waktu antara pemesanan dengan pengantaran memiliki kelemahan dan kelebihan. Kekurangan sistem ini adalah membatasi pasar. Mereka yang ingin cepat menikmati sushi bisa jadi memilih gerai lain. Kelebihannya, perencanaan produksi bisa lebih matang. Dengan mengetahui apa yang dipesan, dan berapa jumlahnya, pebisnis bisa lebih cermat dalam belanja bahan baku. Ujung-ujungnya, kebutuhan modal bisa ditekan.


Ada minimal pesanan

Biaya pengantaran juga patut dirancang sebelum memulai usaha pesan antar sushi. Apabila modal terbatas, jurus yang dilakukan Dini bisa ditiru. Saat ini, Sushi Rakyat memiliki tujuh orang tenaga kurir. Masing-masing kurir punya wilayah pengantaran sendiri, seperti Tangerang, kawasan di Jakarta, Cibubur, hingga Bekasi.

Kendati sepeda motor kurir Sushi Rakyat dilengkapi dengan boks berlogo, tidak semua sepeda motor kurir itu dimiliki Dini. Ia cuma punya dua unit sepeda motor. Lima unit sepeda motor yang lain dimiliki karyawannya. Menurut Dini, kelima karyawan itu tidak keberatan sepeda motornya didandani layaknya sepeda motor pengantar. Tentu, harus ada kompensasi untuk karyawan yang menggunakan sepeda motornya sendiri. “Bensin dan biaya servis untuk sepeda motor mereka, saya yang tanggung,” tutur Dini.

Catatan saja, untuk mengirimkan pesanan, Sushi Rakyat mengenakan biaya ke konsumen. Besarnya bervariasi mulai Rp 15.000 hingga Rp 50.000, sesuai dengan jarak pengiriman dari basis produksi Sushi Rakyat, yang berada di Pondok Bahar Karang Tengah, Tangerang Selatan.

Selain sepeda motor, jangan lupakan penampilan sang kurir agar menimbulkan kesan baik di mata pelanggan. Sushi Rakyat mengharuskan setiap kurir menggunakan seragam, lengkap dengan nama. “Perlu ada standard operating procedure, tak cuma untuk produksi, tetapi juga pengiriman,” tutur Dini. Sebagai ujung tombak, kurir memang harus tampil profesional di depan pelanggan.

Kendati sudah mengenakan biaya pengiriman, skala ekonomis tetap harus dihitung. Pemberlakuan nilai pesanan minimal bisa diberlakukan agar Anda tidak tekor saat mengirim pesanan.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×