kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyerok indahnya laba dari ikan hias yang sedang ngetren


Senin, 16 Januari 2012 / 14:02 WIB
Menyerok indahnya laba dari ikan hias yang sedang ngetren
ILUSTRASI. Koperasi Perempuan Kencana di Rancaekek Kencana, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Penggemar ikan hias selalu ada setiap waktu. Permintaan ikan hias pun tak pernah sepi, apalagi setiap waktu muncul ikan hias favorit baru. Seperti saat ini, ikan cardinal tetra tengah naik daun. Dus, sentra penjualan ikan di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat, ramai dikunjungi pembeli ikan hias.

Sentra penjualan ikan hias di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat, sudah ada sejak tahun 1969. Kawasan tersebut, konon, merupakan tempat penjualan ikan hias paling lengkap di Jakarta. Tak mengherankan jika banyak orang bertandang ke sana untuk membeli ikan hias tren terbaru atau sekadar melihat-lihat.

Munir, salah seorang pedagang ikan hias di sentra ini, melihat, jumlah pehobi ikan hias setiap tahun selalu meningkat. Nyaris setiap hari, baik di hari biasa maupun akhir pekan, calon pembeli mendatangi gerai ikan hias milik Munir. Dia sendiri saat ini memiliki 50 pelanggan tetap.

Cepatnya perubahan tren ikan hias turut mempengaruhi bisnis para pedagang ikan di sana. "Jika beberapa tahun lalu ikan louhan dan ikan mas koki mendominasi, saat ini ikan koi dan cardinal tetra yang sedang merajai pasar," terang Munir.

Ikan hias cardinal tetra tengah naik daun lantaran ikan berukuran 3 cm - 5 cm ini memiliki warna menarik, bak menyala mirip pelangi. "Ikan ini berasal dari Sungai Amazon," tambah Munir.

Sudah begitu, harganya pun ringan, yakni Rp 5.000 per ekor. Bandingkan dengan harga ikan koi yang bisa mencapai Rp 5 juta per ekor.

Selain menyediakan aneka ikan hias, para pedagang di sana menjajakan pakan ikan dan aksesori akuarium. Harga pakan bervariasi, antara Rp 5.000-Rp 100.000 per kemasan. Harga aksesori akuarium di sini rata-rata dijual Rp 300.000 per paket.

Dengan barang dagangan seperti itu, Munir mengaku bisa meraup omzet di atas Rp 10 juta per bulan. Dari jumlah tersebut, keuntungan bersihnya bisa mencapai Rp 6 juta per bulan.

Berbeda dengan Munir yang menjajakan aneka jenis ikan hias, Chempez, pemilik Chempez Koi, lebih berfokus menjual ikan koi. Alasannya, ikan tersebut sekarang semakin populer sejak banyak kontes koi berskala nasional. "Makanya pamor ikan koi makin naik," ungkap pria 29 tahun itu.

Dia menjual ikan koi seharga mulai dari Rp 40.000-Rp 4 juta per ekor. Sebulan, dia mengaku bisa menjual minimal 20 ekor dan mendulang omzet lebih dari Rp 15 juta per bulan.

Ikan hias yang tengah ngetren, seperti cardinal tetra yang ngetren saat ini, memang selalu menjadi berkah bagi pedagang ikan hias. Tren-tren baru ikan hias ini selalu menggerakkan pasar dan meramaikan permintaan, di saat dagangan jenis ikan lain sedang sepi permintaannya.

Maka itu, Ucay, pemilik Sri Amazon, enggan melewatkan begitu saja menyerok berkah ikan hias cardinal tetra. "Saya menjual untuk memenuhi keinginan pembeli. Bisnis utama saya menjual ikan arwana dan tanaman hias air (aquascape)," ujar Ucay. Dengan cara itu, Ucay bisa menjaga omzetnya tetap di kisaran Rp 25 juta-Rp 30 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×