kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyumpit sensasi bisnis mi pedas ala Mie Katrok


Jumat, 21 Maret 2014 / 17:48 WIB
Menyumpit sensasi bisnis mi pedas ala Mie Katrok
ILUSTRASI. Coba kreasikan sendiri masakan Telur Ceplok Masak Kecap untuk keluarga di akhir pekan ini (dok/The Works of Life)


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Havid Vebri

Mi sudah menjadi makanan yang sangat populer di negeri ini. Punya banyak penggemar, peluang bisnis makanan olahan mi terbuka lebar. Tak heran bila banyak pemain tertarik terjun ke bisnis ini.

Salah satunya adalah Johny Himawan yang mengusung brand Mie Katrok di Kudus, Jawa Tengah. Ada enam varian rasa yang ditawarkan Mie Katrok. Antara lain juara pedes alias judes, ekstra pedas alias extrada, sambal mercon, katroladio, soto katrok, dan katrok panggan. "Untuk varian judes dan extrada itu yang paling populer, penggemar mi pedas sangat banyak," katanya.

Merintis usaha pada April 2013, ia resmi menawarkan kemitraan pada Januari 2014.  Saat ini, Mie Katrok sudah memiliki 10 mitra yang tersebar di berbagai kota di Pulau Jawa.

Mie Katrok menawarkan kemitraan dengan paket investasi sebesar Rp 15 juta untuk mitra di Pulau Jawa. Sementara untuk luar Jawa  dihargai Rp 17,5 juta. "Perbedaan harga itu karena jarak pengiriman paket yang jauh," ujarnya.

Investasi tersebut mencakup hak penggunaan nama Mie Katrok, masa kerjasama lima tahun, gerobak, SOP, VCD pelatihan, perlengkapan memasak, seragam, satu set alat pembersih meja, bahan baku awal, marketing online, dan media promosi.

Johny menargetkan, mitra bisa menjual minimal 70 porsi mi. Dengan harga jual mulai Rp 4.000 sampai Rp 7.000 per porsi, mitra dapat mengantongi omzet Rp 13,5 juta per bulan.

Menurut Johny, biaya  bahan baku pembuatan mi berkisar mulai Rp 1.800 sampai Rp 3.600 per porsi. Dengan demikian, total biaya bahan baku yang mesti disiapkan mitra mencapai Rp 6,7 juta per bulan.

Pengeluaran lain adalah gaji satu orang pegawai dan sewa tempat. Sehingga total pengeluaran per bulan diperkirakan mencapai Rp 9 juta–Rp 10 juta. Dengan biaya operasional sebesar itu, mitra masih bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 3,5 juta per bulan.

Bila target itu tercapai, mitra diperkirakan bisa balik modal dalam waktu sekitar lima bulan. Menurut Johny, target itu bisa tercapai asal lokasi mitra strategis.

Selain di pusat perbelanjaan, mitra bisa memilih lokasi di pinggir jalan yang ramai lalu lalang kendaraan Untuk bahan baku mi, mitra dapat mencari sendiri di lokasi terdekat. Namun untuk bumbu harus membeli dari manajemen pusat karena tidak dijual di pasaran.

Johny mengklaim, cukup banyak calon mitra yang berminat di bisnis ini. "Belum lama ini saya mengirimkan starter kit proposal ke calon mitra baru," ujarnya.

Ia menargetkan, tahun ini bisa menambah 20 mitra baru. Ia ingin mengembangkan jaringan mitranya ke sejumlah daerah, seperti Klaten, Ungaran, Sulawesi, Kalimantan, dan Lampung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×