kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Merajut Cuan dari Fesyen Tenunan


Sabtu, 26 April 2025 / 07:20 WIB
Merajut Cuan dari Fesyen Tenunan
Produk busana kain tenun JJC Rumah Jahit.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berinovasi adalah salah satu upaya untuk bisa mengembangkan usaha. Hal inilah yang dilakukan Jihan Astriningtrias saat mendirikan JJC Rumah Jahit, sebuah label fesyen. 

Semula JJC Rumah Jahit bernama JJ Collection, yang dirintis sang ibunda dan beroperasi sejak 2003 silam. Usaha sang ibu awalnya fokus pada pembuatan busana muslim perempuan siap pakai bagi mereka yang berusia 40 tahun ke atas.

Nah, untuk pengembangan usaha lebih lanjut, Jihan pun mengambil alih usaha ibundanya. Label JJ Collection pun diganti menjadi JJC Rumah Jahit pada 2023. Pemilihan JJC sejatinya diambil dari namanya, yakni Jihan.

Nah, sesuatu yang berubah saat rebranding label tersebut adalah terkait produk yang dijajakan. Kali ini, JJC Rumah Jahit bukan hanya menyediakan busana muslim, tetapi juga produk fesyen lainnya. Mulai dari dress, blous, blazer dan produk fesyen lainnya bagi perempuan. 

Baca Juga: Menjaring Fulus dari Produk Fesyen Syari

Perubahan atau inovasi drastis lainnya adalah terkait bahan baku yang dipakai. Jihan kini memakai bahan tenun dari Desa Troso, Jepara, Jawa Tengah. Kebetulan keluarganya memang berasal dari Troso, Jepara. Jihan pun langsung memanfaatkan koneksi keluarga di Troso yang kebetulan mayoritas penduduknya adalah penenun.

"Kami juga ingin mengangkat perekonomian tetangga di Jepara," kata dia kepada KONTAN, Jumat (25/4).

Alhasil, produk JJC Rumah  Jahit pun mengakomodasikan antara tenunan dan motif fesyen modern. Namun Jihan tahu dia harus memasarkan produknya secara lebih masif. Sebab untuk mengandalkan gerai offline di Kawasan Kapuk, Jakarta Utara, kurang optimal.

Untuk itu, Jihan mulai memanfaatkan beragam pameran. Dia juga akitf terlibat dalam program pembinaan dari beberapa instansi, seperti Jakarta Entrepreneur, Rumah BUMN, dan Jawara Bank Indonesia.

Baca Juga: Dari Sepatu Sekolah Menjelma Jadi Ikon Fesyen Lokal

Selain itu Jihan bergabung dengan beberapa komunitas, semisal Indonesia Fashion Chamber Community dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jakarta.

Hasilnya pun manjur. Setelah setahun mengembangkan produk dan pemasaran, Jihan kini sudah bisa meraup omzet hingga Rp 400 juta setahun atau rata-rata sekitar Rp 33 juta per bulan.

"Belum sepenuhnya maju, tapi setiap hari ada kemajuan," kata dia, optimistis.

Menurut Jihan, keberhasilan ini lantaran dia membuat setiap produk fesyen secara eksklusif. Soalnya setiap satu produk hanya dibuat sebanyak 12 item saja. Selain itu, Jihan berkomitmen untuk memanfaatkan dan mengolah produk buangan menjadi bermanfaat, seperti untuk hiasan kancing dan lainnya. 

Dengan hasil tersebut, Jihan yang juga mantan jurnalis ini berupaya agar produknya bisa terpampang di departement store ternama. Bukan hanya itu, Jihan menargetkan JJC Rumah Jahit bisa go international dengan memanfaatkan sarana digital.

Selanjutnya: 5 Cara Melihat Story Instagram Tanpa Diketahui Pemilik Akun dengan Aman

Menarik Dibaca: 11 Fitur Desain Rumah yang Meningkatkan Nilai Jual Menurut Pakar Properti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×