Reporter: Vina Elvira | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membuat produk yang layak secara kualitas dengan harga masih enteng di kantong kerap menjadi tantangan bagi para pelaku usaha. Namun bagi Hana Nahdi, tantangan tersebut dia lakoni saat mengembangkan usaha produk baju fesyen kekinian.
Maklum, beberapa tahun lalu sempat booming produk fesyen yang menjadi pakaian wajib di rumah. Itu adalah baju tidur piyama dengan motif beragam dan unik-unik. Persoalannya, baju rumah tersebut merupakan produk impor dengan harga yang relatif mahal.
Fenomena itu yang mendorong Hana untuk membuat produk sejenis. Namun dia ingin baju rumah besutannya dijual dengan harga ramah di kantong ketimbang barang impor.
Akhirnya di tahun 2020 Hana mendirikan Madina Homedress, label fesyen yang fokus pada pakaian rumah seperti piyama. Beruntung, saat masuk ke usaha tersebut, tren baju rumah masih bergulir. Perlahan namun pasti, label produknya langsung mendapat respons pasar.
"Kami fokus pada produk ini karena pakaian tidur tidak lagi sebatas pakaian tidur, melainkan sudah menjadi bagian dari lifestyle," ungkap Hana kepada KONTAN, Jumat (3/10).
Baca Juga: Jadi Lokomotif Brand Fesyen Lokal
Konsumen melihat produknya punya nilai lebih dibandingkan produk sejenis, termasuk dari impor. Keunggulan itu antara lain pemilihan bahan yang nyaman, potongan yang pas dengan desain dan motif yang kekinian.
Urusan desain dan pemilihan bahan memang menjadi tanggung jawab Hana. Sedangkan urusan jahit-menjahit, dia menggandeng beberapa penjahit yang sudah berpengalaman. Hasilnya pun terlihat.
Hana mencatat kerap mengalami kenaikan permintaan. Kini, kapasitas produksi Madina Homedress sudah berada di angka 150 baju per bulan.
Hana menjajakan produknya melalui kanal online, hingga mengikuti pameran serta bazar. Saat ini, dominasi penjualannya berasal dari ajang pameran dan bazar karena konsumen bisa langsug melihat aneka baju rumah dan tidur Madina Homedress.
Meskipun punya prospek bisnis yang menjanjikan, Hana melihat masih ada berbagai tantangan yang dihadapi, terutama dari sisi harga bahan baku dan distribusi.
"Tetapi kami percaya dengan inovasi desain dan kualitas produk, UMKM lokal bisa tetap bersaing," tutur dia.
Untuk tetap bisa bersaing di pasar, Hana bakal terus melakukan inovasi dari sisi motif, model dan desain kekinian, selain terus menggunakan bahan baku yang mumpuni.
"Lewat strategi ini, produk lokal tetap kompetitif meski menghadapi persaingan harga dari impor," ujar dia.
Agar usahanya terus berkembang, Hana berencana membuka gerai offline dalam waktu satu hingga tiga tahun ke depan. Langkah lainnya adalah membawa Madina Homedress terjun ke pasar global.
Selanjutnya: GLOBAL MARKETS-No Payrolls, No Problem as Wall Street Extends Run of Highs
Menarik Dibaca: Manfaat Jalan Kaki Metode 6-6-6 yang Bisa Turunkan Berat Badan Menurut Ahli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News