kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merangkai Llaba dari bisnis rangka baja


Kamis, 21 Februari 2013 / 16:54 WIB
Merangkai Llaba dari bisnis rangka baja
ILUSTRASI. Aktris Shin Min A yang mendapat julukan "ratu bucin" lantaran perannya yang sangat bucin dalam drama romantis yang dibintanginya


Sumber: Kontan 21/2/2013 | Editor: Havid Vebri

Sektor properti yang menggeliat tidak saja membawa berkah bagi para pengembang dan perusahaan konstruksi. Kondisi itu juga mendatangkan peluang bisnis yang mengkilap bagi para penyedia jasa rangka atap baja.

Tak heran, bila pemain bisnis ini gencar kemitraan atau waralaba. Salah satu pemain yang sedang getol menawarkan kemitraan penjualan produk rangka baja adalah EKG Mart di Bandung, Jawa Barat.

Selama ini, selain menjadi distributor beberapa produk rangka baja, EKG Mart juga memiliki pabrik di Bandung. Head of Franchise Division EKG Mart, Bellamy G bilang, permintaan produk rangka baja terus meningkat. Karena itu, bisnis ini akan memberikan keuntungan tinggi.

Calon mitra yang tertarik bergabung dalam kerjasama penjualan produk EKG Mart harus menyiapkan biaya investasi minimal Rp 100 juta untuk masa kerjasama selama lima tahun. "Setiap mitra kami batasi, hanya satu di setiap kota," ujar Bellamy.

Mitra akan mendapatkan sejumlah fasilitas yang terdiri dari suplai produk untuk satu bulan pertama, fasilitas promosi, buku panduan produk, serta pelatihan karyawan.

Di luar itu, ada juga fasilitas pendampingan dan pelatihan manajemen. "Kami sediakan juga software untuk mengelola usaha," ujar Bellamy. Menurut Bellamy, yang terpenting dari bisnis ini adalah manajemen yang baik.

Dalam kerjasama ini, mitra harus menyiapkan biaya tambahan untuk menyewa ruko sebagai tempat berjualan. Selain itu, mitra juga harus menyisihkan biaya buat pembelian bahan baku.

Adapun total biaya tambahan yang harus disediakan mitra mencapai Rp 180 juta. Ia menjanjikan, omzet mitra dalam sebulan mencapai Rp 100 juta. Namun, di bulan-bulan pertama, mungkin jumlahnya belum sebesar itu.

Menurut perkiraan Bellamy, omzet mitra di bulan-bulan pertama paling sekitar Rp 50 juta per bulan. Meski begitu, ia menjanjikan, setiap bulan omzet akan terus meningkat.

Dengan laba 20% dari omzet, mitra diperkirakan balik modal dalam waktu lima bulan. Balik modalnya cepat karena kerja sama ini tidak memungut royalti fee. Saat ini, EKG Mart sudah memiliki 16 mitra yang berlokasi di beberapa kota di Indonesia.

Ketua Asosiasi Franchise Waralaba, Anang Sukandar menilai, peluang bisnis rangka atap baja cukup menjanjikan. Namun, bisnis butuh ketelitian, terutama dalam memenuhi pesanan pelanggan.

Soalnya, membuat rangka baja itu erat kaitannya dengan hitung-hitungan yang rinci. "Formula hitung-hitungan inilah yang sebetulnya harus berbeda, karena merupakan Hak Kekayaan Intelektual (Haki)," ujarnya.

Anang juga menekankan pentingnya ciri khas rangka baja yang dipasarkan. Artinya, produk rangka baja itu harus memiliki kelebihan dari pemain lainnya. Misalnya, dari segi daya tahan produk lebih kuat.

Maka itu, calon mitra harus mengetahui betul seperti apa kualitas produk yang akan dijualnya. Jadi, tidak hanya cukup hanya pandai menjual saja.
Pasalnya, untuk menjaga kualitas produk di mata konsumen, pedagang juga mesti bisa memperhitungkan ketahanan produk.

EKG Mart
Jln. Pajajaran No.122C,
Bandung 40173
Telp : (022) 700175517
          (022) 70255282

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×