kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.855   10,00   0,06%
  • IDX 7.383   69,47   0,95%
  • KOMPAS100 1.121   5,46   0,49%
  • LQ45 876   1,40   0,16%
  • ISSI 225   0,73   0,33%
  • IDX30 448   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 536   0,07   0,01%
  • IDX80 127   0,45   0,36%
  • IDXV30 130   -0,11   -0,09%
  • IDXQ30 148   0,02   0,01%

Meraup Cuan dari Produk Buangan


Sabtu, 02 November 2024 / 09:00 WIB
Meraup Cuan dari Produk Buangan
Hasil produk ramah lingkungan Plana Wood


Reporter: Whiwid Anjani | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk ramah lingkungan semakin mendapat tempat di pasar. Salah satunya adalah material bangunan yang berasal dari produk buangan, seperti sampah plastik dan sekam padi atau gabah.

Di tangan PT Peduli Alam Nusantara alias Plana, sampah plastik dan sekam padi menjadi material bangunan. Usaha rintisan yang memproduksi material bangunan ramah lingkungan ini berdiri sejak 2021.

Joshua Christopher Chandra, Co-Founder dan Chief of Sustainabilty & Relation Officer PT Peduli Alam Nusantara, menyatakan, usaha ini lahir dari kepedulian dirinya beserta keluarga terhadap lingkungan yang tercemar sampah plastik. Kebetulan, keluarganya juga berkecimpung di bisnis polimer. 

"Kami melihat, ada opportunity dari keberadaan sampah plastik tersebut," kata Joshua kepada KONTAN belum lama ini.

Baca Juga: 5 Startup Jadi Pemenang NEXSPACE 2022

Dari pengalaman keluarga di bisnis polimer, Joshua pun mencoba membuat produk bahan bangunan dari sampah plastik. Dari serangkaian uji coba yang dia lakukan, akhirnya tercipta beberapa produk bahan bangunan yang ramah lingkungan.

Misalnya, Plana Wood, material bangunan pengganti kayu. Material ini terbuat dari sampah plastik dan sekam padi. Berikutnya, ada Plana Brick. Produk ini terbuat dari beragam sampah plastik. Fungsinya sama seperti batu bata untuk membangun konstruksi dinding.

Dengan kedua produk material bangunan tersebut, Plana, Joshua mengungkapkan, mulai menjajakan ke beberapa pihak. Untuk tahap awal, tidak mudah memasarkan material bangunan ramah lingkungan itu lantaran terbuat bukan dari bahan baku umumnya.

Joshua mengakui, tantangan awal terbesar menjalankan usaha ini adalah soal kepercayaan. Di awal, konsumen ragu terhadap kualitas material bangunan yang terbuat dari sampah plastik dan sekam padi.

Namun, secara perlahan, ia bisa meyakinkan para calon konsumen soal kualitas produk Plana yang Joshua klaim tidak kalah dengan produk sejenis.

Untuk itu, beragam jalur pemasaran langsung perusahaannya jajaki. Ambil contoh, di segmen business to business, dengan mengincar beberapa perusahaan properti dan sejenisnya.

Hasilnya, Plana berhasil mendapatkan beberapa klien perusahaan. Seperti menggarap proyek milik Summarecon Agung, kemudian Kura-Kura Bali, hingga kebagian proyek di World Expo di Osaka, Jepang.

Tak hanya perusahaan, Plana juga menyasar segmen ritel yang mereka jangkau melalui pemasaran digital, sekaligus menawarkan jasa pemasangan Plana Wood dan Plana Brick.

Dengan hasil tersebut, Plana mendapatkan cuan besar. Joshua menyebutkan, Plana kini bisa meraup omzet hingga Rp 6 miliar per tahun. Dia memasang target: omzet Plana bisa terus tumbuh. Untuk itu, ia bakal memperluas pasar Plana di seluruh Indonesia termasuk juga pasar luar negeri. 

Selanjutnya: Cuan 23,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (2 November 2024)

Menarik Dibaca: Fitur Baru di Aplikasi WhatsApp, Begini Cara Repost Story WA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×