kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meraup untung dari jaket bertudung tanpa corak


Selasa, 12 Oktober 2010 / 11:45 WIB
Meraup untung dari jaket bertudung tanpa corak
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi

Selain dengan corak, permintaan jaket bertudung (hoodie) tanpa corak pun terus mengembang. Maklum, tak adanya corak bisa memaksimalkan kreativitasnya. Selain itu, harga hoodie polos juga lebih miring. Dalam sebulan, para produsen hoodie polos ini mampu meraup omzet hingga belasan juta rupiah.

Konsumen anak-anak muda kerap menjadi pasar empuk bagi para produsen. Maklum, kalangan remaja lebih dinamis mengikuti tren gaya terbaru.

Begitu pula dengan tren berpakaian. Tak hanya celana jeans dan kaos oblong, jaket yang lengkap dengan tudung kepala atau hoodie juga menjadi buruan kaum muda. Tengok saja, penjualan hoodie di beberapa gerai distro di Bandung cukup laris.

Selain dengan corak, kini produsen jaket bertudung juga menawarkan hoodie polos. Dwi Ikhsan, pemilik Zero Clothing and Production, menuturkan bahwa hoodie polos ini lebih ramah di kantong anak muda karena berharga sedang-sedang saja.

Dwi menjual hoodie polos ini dengan harga berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 80.000 per unit. "Itu belum termasuk ongkos pengiriman," ujarnya.

Selain harga yang lebih murah, jenis jaket berkerudung ini juga beragam. Hoodie polos juga ditawarkan dalam bentuk single zipper (tudung tunggal), double zipper (tudung berlapis dengan dua resleting), hingga cardigan bertudung.

Apalagi, menurut Rizqi Sukmana, pemilik IQ Clothing, konsumen menyukai hoodie polos lantaran bisa berkreasi sendiri untuk mewujudkan hoodie impian. "Mereka bisa memodifikasi warna zipper, tali pengencang hoodie serta warna bahan jaket," ujarnya.

IQ Clothing merupakan distributor salah satu produsen hoodie asal Bandung. Perusahaan ini menawarkan jaket bertudung ini dengan harga mulai Rp 80.000 per unit.

Meski pemain hoodie polos sudah banyak, baik Dwi maupun Rizqi sepakat mengatakan, permintaannya tak pernah surut. "Pesanan tetap datang," ujar Dwi.

Dalam sebulan, Dwi mampu meraup omzet rata-rata Rp 15 juta. Sementara itu, Rizqi bisa membukukan pendapatan hingga Rp 8 juta per bulan. "Padahal bisnis ini baru mulai sejak akhir tahun lalu," ujar Rizqi.

Untuk memproduksi hoodie ini, Dwi membutuhkan satu hingga dua rol bahan fleece tiap bulan. Harga bahan fleece diukur dari beratnya. Tiap rol dengan berat 25 kilogram (kg) dibeli dengan harga Rp 60.000 per kg. "Jadi, belanja bahan jaket ini mencapai Rp 1,5 juta per bulan," terang Dwi.

Dalam melayani konsumen, baik Dwi dan Rizqi tak mematok jumlah minimal pemesanan. "Meski hanya pesan satu, kami tetap mengerjakannya," terang Dwi. Untuk membuat hoodie ini mereka membutuhkan waktu satu hingga tiga hari, tergantung jumlah pemesanan.

Tak hanya melayani warga Bandung dan sekitarnya, Zero Clothing juga kerap memenuhi pemesanan dari kota-kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, hingga Banjarmasin. "Kebanyakan mereka adalah reseller," ungkap Dwi.

Adapun pasar IQ Clothing, selain kota-kota di atas, juga menjangkau Pontianak, Kalimantan; dan Manado, Sulawesi. Pesanan mencapai puncak menjelang libur hari raya, akhir tahun serta tahun ajaran baru dengan pemasaran melalui internet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×