Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Havid Vebri
Bisnis minuman segar tak pernah mati. Salah satu jenis minuman yang kini sedang naik daun adalah smoothies, yaitu minuman yang terbuat dari campuran buah, sayuran, susu cair, dan es.
Dalam penyajiannya, biasanya ditambahkan yoghurt, cokelat, dan susu kental manis, sehingga tekstur smoothies lebih pekat ketimbang minuman jus.
Selain menyegarkan, minuman ini juga menyehatkan, sehingga banyak orang ingin meminumnya terus. Tak heran, bila penggemar minuman satu ini cukup banyak. Alhasil, pemain bisnis minuman smoothies terus bermunculan.
Salah satunya adalah Agnes Matilda, 25 tahun, yang mengusung merek dagang The Juice Counture. Merintis usaha sejak Maret 2013, kini Agnes sukses meraup omzet Rp 50 juta per bulan dari usaha ini. Marginnya bisa mencapai 30%.
Ini berawal dari kegemar-annya membuat smoothies dan meng-upload-nya ke Instagram. Lantaran tampilannya yang menarik, foto-foto smoothies bikinannya disukai banyak orang. "Banyak yang tanya itu dijual atau tidak? Dari situ akhirnya saya jualan," kata Agnes.
Di tengah maraknya tren hidup sehat, konsumen The Juice Counture terus bertambah. Untuk penjualan, Agnes menerapkan sistem delivery. Konsumen bisa memesan melalui WhatsApp dan e-mail. Saat ini, Agnes bisa melayani 50 pesanan per hari.
Agnes mengaku, smoothies yang ia tawarkan asli campuran buah-buahan dan sayuran tanpa pemanis dan campuran olahan susu. Supaya konsumen tidak bosan, ia rajin melakukan inovasi rasa. "Saya memproduksi rasa yang berbeda setiap harinya.
Sampai saat ini sudah ada 60 lebih rasa yang pernah dibuatnya. Ia membanderol harga jual smoothies dengan sistem paket. Ada dua paket yang ditawarkan, yakni paket tiga hari dan paket enam hari.
Dalam paket tiga hari, konsumen bisa mendapatkan tiga varian rasa smoothies yang dikemas dalam gelas kaca berukuran 400 mililiter. Paket ini dibanderol dengan harga Rp 180.000. Sementara paket enam hari harganya Rp 330.000.
Pemain lain di bisnis ini, Aulia Anggie Kartika, 27 tahun, menggeluti bisnis ini sejak Oktober 2013 dengan mengusung nama Healthy Crush. Anggi memulai bisnis ini berawal ketika mengalami obesitas beberapa tahun lalu.
Sejak itu ia memutuskan untuk mengubah pola hidup dengan sering membuat dan mengonsumsi minuman smoothies. Sama dengan Agnes, awalnya ia sering mengunggah foto smoothies buatannya di media sosial, seperti Facebook. "Ternyata, banyak teman-teman yang minta dibuatkan," katanya.
Dari situ, ia lalu mencoba mencari komposisi smoothies yang tepat. Berkat promosi dari mulut ke mulut, jumlah pelanggan Healthy Crush kini terus bertambah.
Dengan harga jual mulai Rp 15.000 hingga Rp 90.000, Anggi mengaku bisa meraup omzet mulai Rp 5 juta–Rp 15 juta setiap minggu. Marginnya sekitar 30%. Sedap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News