Reporter: Fahriyadi, Mona Tobing | Editor: Tri Adi
"Daripada pulang macet, mending kita karaokean dulu yuk!" Ucapan itu meluncur dari mulut seorang karyawati bank swasta di Jakarta ketika mengajak teman-temannya berkaraoke saat jam pulang kantor. Nada ajakan untuk berkaraoke dulu juga banyak terdengar dari warga ibukota lainnya, untuk menghindari kemacetan parah.
Banyaknya peminat menyanyi di dalam ruangan itu membuat bisnis karaoke cukup menjanjikan. Beberapa tahun terakhir, tempat karaoke tumbuh subur di kota-kota besar khususnya Jakarta.
Namun, menurut sejumlah pelaku usaha, saat ini, bisnis karaoke sudah terbilang jenuh. Soalnya, pemainnya sangat banyak. "Sekarang ini, makin banyak galeri karoke, jadi persaingan makin ketat saja," ungkap Riani Firmansyah, Manajer Pemasaran Karaoke Lime Light.
Bergeser ke kota kecil
Meski begitu, masih banyak yang melihat bisnis tersebut masih cukup menjanjikan. "Hiburan karaoke masih diminati untuk melepas lelah atau sekadar refreshing," kata Santoso Setyadji, Presiden Direktur Happy Puppy.
Hanya saja, Santoso bilang, kini usaha karaoke sudah bergeser ke kota-kota kecil di tingkat kabupaten. Misalnya saja, kabupaten di Papua yang sebagian besar warganya doyan menyanyi.
Nah, di tengah persaingan yang ketat, konsumen sudah barang tentu akan memilih yang terbaik. Begitu pula dengan Anda yang ingin menjajal bisnis tempat karaoke. Kami mencoba mengulas lagi beberapa tempat karaoke yang menawarkan waralaba.
• Inul Vizta KTV
KONTAN pernah menulis tawaran waralaba ini pada 2007 lalu. Saat itu, waralaba karaoke milik penyanyi Inul Daratista baru memiliki delapan gerai. Kini, jumlahnya melesat menjadi 52 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. "Saat ini, kami fokus ke daerah," ujar Mirza Amrullah Muthi, Franchise & Marketing Manager PT Vista Pratama, pengelola Inul Vizta.
Selain jumlah gerainya yang bertambah banyak, karaoke milik ratu goyang ngebor itu juga menaikkan biaya investasi bagi investor yang ingin berkongsi dengannya.
Jika tiga tahun lalu investasinya Rp 2,6 miliar hingga Rp 3,2 miliar, kini naik menjadi Rp 3,5 miliar hingga Rp 4 miliar. Dengan investasi sebesar itu, mitra bisa membuka usaha karaoke di lahan seluas 700 meter persegi. "Dengan luas area tersebut, pemilik bisa membuka minimal 23 ruangan karaoke," kata Mirza.
Tapi, Inul Vizta hanya membuka gerai di mal yang rating-nya A dan B. Mirza mengatakan, perkembangan waralaba Inul Vizta yang pesat itu karena publik mengenal ikon Inul Daratista, sehingga memudahkan sewaktu berpromosi. "Rata-rata mitra kami bisa balik modal dalam dua tahun, dengan omzet sekitar Rp 400 juta per bulan," imbuh dia.
Tapi, Inul Vizta, Mirza menuturkan, tidak sekadar mengandalkan nama besar saja dalam menjaring pelanggan, melainkan juga mengutamakan pelayanan yang baik. Selain itu, mereka terus meng-update koleksi lagu-lagunya. Karena tentunya, pelanggan datang ingin menyanyikan lagu favorit masing-masing. "Mereka bisa menentukan mana yang terbaik bagi mereka, terutama dari kualitas dan kenyamanan," ujarnya.
• Happy Puppy
Tidak hanya Inul Vizta yang bisa menarik banyak pemodal untuk membeli waralaba. Tempat Karaoke Happy Puppy juga tidak kalah pamornya. Buktinya, saat ini, gerai Happy Puppy telah mencapai 46 gerai, bertambah sebanyak 25 gerai sejak KONTAN memuat bisnis ini pada tiga tahun lalu yang hanya 21 gerai.
Usaha Happy Puppy juga sudah melebar, tidak cuma di Pulau Jawa saja, tetapi juga telah menyebrang hingga ke kabupaten-kabupaten yang ada di Pulau Papua.
Santoso Setyadji, Presiden Direktur Happy Puppy, menyatakan, pertumbuhan gerai karaoke miliknya yang pesat tidak lepas dari makin banyaknya orang yang gemar bernyanyi di dalam ruangan tersebut. Termasuk mereka yang tinggal di kota-kota kecil tingkat kabupaten.
Menurut Santoso, membuka tempat hiburan karaoke keluarga di kota-kota kecil potensinya cukup besar. Sebab, "Pemainnya masih belum begitu banyak," katanya.
Kalaupun terjadi persaingan, toh, Santoso mengatakan, Happy Puppy punya konsep sendiri, sehingga tetap bisa menarik pelanggan.
Selain itu, fasilitas karaoke yang disediakan Happy Puppy juga bisa memanjakan pengunjung yang datang. Misalnya, layar televisi yang sebesar 42 inch dan pemilihan lagu dengan teknologi touch.
Tingkat keselamatan pengunjung juga menjadi perhatian utama Happy Puppy. "Kami menyediakan masker asap yang membuat pengunjung bisa menghirup udara sehat jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti kebakaran," kata Santoso.
Karoke yang sudah beroperasi sejak 1992 itu mematok biaya investasi sebesar Rp 2,6 miliar untuk investor yang ingin membuka tempat karaoke berkapasitas 15 ruangan, dan Rp 3,5 miliar untuk yang berkapasitas 20 ruangan. Jika mitra ingin menambah satu ruangan lagi, Happy Puppy juga menyediakan paket tambahan Rp 170 Juta.
• Lime Light
Jika Happy Puppy dan Inul Vizta merasakan peningkatan jumlah gerai yang cukup tinggi, lain lagi dengan Lime Light. Karaoke yang berdiri pada Juli 2007 itu ternyata tidak banyak mengalami pertumbuhan yang berarti. "Stabil-stabil saja, termasuk pengunjungnya masih sekitar 200 orang di hari biasa dan 350 orang di akhir pekan," ujar Riani Firmansyah, Manajer Pemasaran Lime Light.
Lime Night baru mewaralabakan karaokenya pada Januari 2010. Ketika KONTAN mengulasnya di bulan itu, sampai saat ini, Riani mengaku belum ada yang tertarik dengan waralaba yang ditawarkannya.
Padahal, dibandingkan dengan dengan kedua kompetitornya di bisnis waralaba karaoke, investasi yang dipatok oleh Lime Light terbilang lebih murah, yaitu hanya Rp 1,9 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun 15 ruangan bernyanyi dan fasilitas lainnya. Dan, ditambah dengan biaya Rp 170 juta buat pembelian merek untuk jangka waktu selama lima tahun.
Meski biaya yang dikeluarkan terbilang cukup besar, Rianni menjamin bahwa para mitra yang membuka tempat karaoke berbendera Lime Night bakal mendulang untung besar. Pasalnya, saat ini, rata-rata omzet yang diraup gerai milik Lime Night sendiri dapat mencapai Rp 250 juta per bulan.
Untuk mempromosikan waralabanya, Lime Night akan fokus menawarkan tempat karaokenya melalui pelbagai media internet. Termasuk untuk menjaring pengunjung. Mereka juga akan menyasar ekspatriat asal Korea Selatan dan Jepang, dengan banyak menyediakan lagu-lagu dari kedua negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News