kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Mikael menyatukan kegemaran dan naluri bisnis (2)


Selasa, 15 Desember 2015 / 15:05 WIB
Mikael menyatukan kegemaran dan naluri bisnis (2)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Bagi seorang Mikael Mirdad, kegagalan merintis sebuah profesi atau bidang usaha bukan akhir dari segalanya untuk meraih kesuksesan. Mempersatukan kegemaran dan naluri bisnis di satu bidang, menjadi faktor utama meraih kesuksesan.

Peruntungan seseorang dalam menekuni dunia bisnis memang sulit diterka. Begitu pula dengan perjalanan Mikael Mirdad dalam membesarkan Biko Group, induk usaha yang membawahkan sejumlah perusahaan di bidang food & beverage.

Sempat bekerja di Australia usai menamatkan pendidikan di University of Technology Sydney (UTS) jurusan Media and Journalism pada 2008, setahun berselang, Mikael memutuskan pulang ke tanah air.

Setibanya di tanah kelahiran, Mikael mencoba bekerja sebagai copy writer di salah satu perusahaan periklanan di Jakarta. Namun, menjadi seorang copy writer bukan tempat yang tepat bagi Mikael.

Hanya beberapa bulan di perusahaan itu, ia sudah memutuskan berhenti dan mencoba peruntungan lain dengan mendirikan digital agency yang menawarkan jasa pembuatan website.

Namun, lagi-lagi, Mikael tak bertahan lama mengarungi dunianya yang baru. Setahun berselang, Mikael memutuskan hengkang dari bisnis digital agency. Dia berdalih sudah merasa visi dan misinya tak lagi sejalan dengan rekan bisnisnya.

Kegagalan tak membuatnya patah arang. Pada 2012, Mikael mencoba masuk ke dunianya yang baru. Bersama dua sahabatnya, yakni Agung Prayudi, dan Freggy Effendi, ia mendirikan Biko Group.

Menurut Mikael, bekerja di bidang food & beverage menuntutnya kreatif dalam mengandalkan lima panca inderanya. Setiap indera, kata dia, dituntut untuk bisa sensitif. Mulai dari indera perasa yang berhubungan dengan makanan, sentuhan yang terkait dengan customer, dan pendengaran yang berhubungan dengan musik untuk menonjolkan sisi lifestyle, penciuman untuk menyajikan wine, dan penglihatan terkait konsep arsitektur resto. "Ini yang saya suka, semua indera bekerja dan saling mendukung," ujar Mikael.

Hal itulah yang tak pernah ia rasakan ketika menjalankan profesi atau bisnis di bidang lain. Toh,  hingga kini, ia tak pernah memposisikan pikirannya sebagai pengusaha. Ia hanya ingin berkarya sepenuhnya di industri yang digelutinya.

Meski begitu, Mikael tak menampik alasannya terjun ke bisnis food and beverage berangkat dari kegemarannya menikmati kuliner serta drinking and meeting culture. Baginya, orang datang ke restoran tak lagi sekadar mengisi perut.

Lebih dari itu, interaksi sosial ketika makan dan minum bersama keluarga atau kolega merupakan kultur yang disukainya sejak masa kuliah di Sidney, Australia. "Hampir tiap hari saya melakukan rutinitas seperti itu," katanya.

Toh, kebiasaannya melakukan drinking and meeting culture, justru jadi sebuah pengalaman berharga. Bagi Mikael, hal paling berkesan selama proses merintis Biko Group adalah mendapat networking luas. Bertemu dan menjalin hubungan dengan berbagai karakter orang, menjadi media pembelajaran tersendiri bagi dirinya.

Bahkan, hal itu turut mengubah cara pandangnya mengenai konsep partnership yang sesungguhnya.Lima tahun lalu, partnership menurut Mikael, berhenti pada sebuah persahabatan yang terjadi antarteman. Namun, setelah bertemu dengan dua orang sahabatnya pendiri Biko Group, pandangan Mikael soal partnership tak lagi hanya sebatas kedekatan, tapi saling melengkapi.  

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×