kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.864   -29,00   -0,17%
  • IDX 6.726   46,97   0,70%
  • KOMPAS100 969   4,30   0,45%
  • LQ45 753   3,33   0,44%
  • ISSI 213   1,42   0,67%
  • IDX30 391   1,47   0,38%
  • IDXHIDIV20 471   3,34   0,71%
  • IDX80 110   0,34   0,31%
  • IDXV30 115   0,10   0,08%
  • IDXQ30 129   0,96   0,75%

Mudah ditanam, gedi tak butuh biaya besar (2)


Rabu, 09 September 2015 / 13:26 WIB
Mudah ditanam, gedi tak butuh biaya besar (2)


Reporter: Izzatul Mazidah, Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Membudidayakan tanaman gedi terbilang mudah. Cukup patahkan batangnya dan langsung ditanam (stek) di media tanah yang gembur. Tanaman gedi bisa tumbuh subur kendati tidak diberi pupuk. Cara perawatannya pun sederhana. Gedi hanya disiram sehari sekali dan kena sinar matahari.

Membudidayakan tanaman gedi tidak sulit. Tanaman yang bernama latin Abelmochus manihot ini bisa dibudidayakan dengan menanam stek batang di media yang gembur.

Steve Stanley, pemilik kebun bibit di Batu, Jawa Timur mengatakan, pada tahap awal membudidayakan tanaman ini, ia memilih batang gedi yang terlihat bagus. Batang gedi itu lalu dipotong sepanjang 30 centimeter (cm) untuk selanjutnya ditanam di tanah gembur di dalam polibag.

Menurut Steve, tanah untuk menancapkan batang gedi itu tak perlu diberi pupuk. Sehingga, ia tidak mengeluarkan banyak biaya untuk mulai membudidayakan gedi. “Tidak perlu pakai pupuk dan penggunaan pestisida,” ujarnya.

Steve menambahkan, perawatan tanaman gedi juga tidak merepotkan. Ia hanya perlu melakukan penyiraman bibit dalam tiga hari sekali. Yang penting, kata dia, bibit gedi harus mendapatkan sinar matahari yang cukup sepanjang hari.

Setelah tiga bulan dari masa tanam, daun gedi sudah mencapai sekitar 1 meter (m). Jika lahan budidayanya gembur, tinggi tanaman gedi bisa mencapai 2 m-3 m, dengan daun yang rimbun.

Daunnya hijau dan sepintas mirip daun singkong atau mariyuana, karena berbentuk 5 jari. Pada masa ini, tanaman gedi sudah bisa dipanen. Steve mengklaim, sekali panen bisa mendapatkan 5 kilogram (kg) daun gedi.

Steve membanderol daun gedi kering Rp 120.000 per kg. Sementara untuk pembeli yang ingin menanam daun gedi, Steve menjual bibitnya seharga Rp 16.000 per batang.

Calvin, pemilik toko online www.bibitonline.com, distributor bibit gedi membenarkan, budidaya tanaman ini sangat sederhana. Tanaman yang bisa diolah jadi sayur yondok ini bisa dibudidayakan pada lahan di dataran rendah atau tinggi. Kendati bisa berkembang biak tanpa diberi pupuk, menurut Calvin, lahan tanaman gedi bisa ditaburi pupuk kompos agar tanah lebih gembur.  

Tahap awal yang perlu disiapkan pembudidaya adalah lahan dengan diameter tanah sekitar 20 cm-30 cm. Setelah itu, pembudidaya harus memilih stek batang gedi. Pembudidaya bisa memilih stek batang yang masih muda atau tua. Ini berbeda dengan menanam singkong yang harus distek dengan batang agak tua. Setelah itu buat lubang-lubang penanaman untuk menancapkan batang gedi.

Yang menarik, jika terdapat daun di batang gedi yang kita stek, daun tersebut tidak akan layu dan mati, bahkan bisa terus tumbuh menjalar. Berbeda dengan tumbuhan lain, yang jika distek, daun bawaan di batang akan mati.

Setelah berumur tiga bulan, kata Calvin, biasanya bunga gedi mulai tumbuh dengan ukuran 4 cm-8 cm. Kelopak bunga gedi berwarna kuning dan memiliki benang sari.   n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×