kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik turun kemitraan kedai bakso


Minggu, 29 Juli 2012 / 17:56 WIB
ILUSTRASI. Presiden Xi Jinping menyatakan, China dengan tegas menghancurkan setiap plot kemerdekaan Taiwan.


Sumber: Kontan/28/7/2012 | Editor: Havid Vebri

Siapa tak kenal bakso? Panganan bulat seperti bola pingpong bercampur kuah panas ini sudah sangat tenar di Indonesia. Sebagai makanan yang digemari semua kalangan, peluang usaha makanan ini terbuka lebar.

Makanya, banyak pengusaha kuliner memilih bakso sebagai ladang penghidupan. Bisnis ini semakin marak karena banyak pemain menawarkan kemitraan atau waralaba. Alhasil, pedagang bakso penuh sesak di pasaran.

Di tengah ketatnya persaingan, tentu tidak semua pemain bisa bertahan. Hanya mereka yang gencar melakukan pemasaran dan inovasi menu yang bisa mencatat pertumbuhan usaha.

Setidaknya, begitulah hasil review beberapa tawaran kemitraan bakso yang sebelumnya sudah pernah diulas KONTAN. Beberapa di antaranya adalah Bakso Kaget, Tahu Bakso Zaidan, dan Bakso Bakar Barbeque Malang (BBBM). Bagaimanakah kondisi usaha mereka saat ini? Berikut ulasannya.

• Bakso Kaget

Bakso Kaget mulai beroperasi tahun 2008 dan menjajal kemitraan pada 2009 lalu di Bandung, Jawa Barat. Usaha bakso milik Johan Halim ini tergolong inovatif dari sisi menu. Diantaranya ada bakso isi jagung, udang, sampai isi cabai.

Saat diulas KONTAN pada Februari 2011, Bakso Kaget sudah memiliki 94 mitra. Selain Bakso Kaget, Johan juga mengelola brand Bakso Celup dan Bakso Bakar yang dijalankan secara bersamaan dalam satu manajemen.

Saat itu, jumlah mitra Bakso Celupnya sekitar 70 mitra, sedangkan mitra Bakso Bakar baru ada tiga. Tahun ini, ketiga brand bakso itu digabungkan menjadi satu ke dalam brand Bakso Kaget.

Kendati sudah dilebur menjadi Bakso Kaget, mitra tetap bisa menyediakan menu bakso celup dan bakso bakar. Hery Hermawan, Manajer Pemasaran Bakso Kaget mengatakan, dengan peleburan itu kini Bakso Kaget Group telah memiliki lebih dari 200 mitra yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Setelah dilebur, Bakso Kaget kini menawarkan paket kemitraan senilai Rp 75 juta, di luar sewa tempat. Paket ini mengusung konsep kafe. Investasi itu sudah termasuk menu bakso bakar dan bakso celup di dalamnya. Mitra yang mengambil paket ini akan mendapat fasilitas seperti meja kursi, peralatan masak, peralatan makan, bahan baku, dan renovasi tempat. "Jadi mitra tinggal jualan," ujarnya.

Selain itu juga ada paket promo senilai Rp 25 juta. Paket ini lebih mengusung konsep gerobak. Namun, mitra juga bisa mengembasnya menjadi konsep kafe. "Jadi lebih fleksibel," kata Hery.

Fasilitas yang disediakan hanya sebatas peralatan masak, peralatan makan, dan bahan baku awal. Selebihnya mitra menyediakan sendiri. "Perbedaan paket Rp 75 juta dengan Rp 25 juta hanya dari kelengkapan peralatan saja," ucapnya.

Dengan harga bakso sekitar Rp 10.000-Rp 15.000 per porsi, mitra diperkirakan bisa meraup omzet Rp 1 juta per hari. Tanpa royalty fee, mitra bisa balik modal sekitar enam bulan hingga setahun. Ia berharap, ke depan semakin banyak orang yang berinat menjadi mitra Bakso Kaget. "Bisnis bakso masih cukup menjanjikan," ujarnya.

• Tahu Bakso Zaidan

Tahu Bakso Zaidan asal Yogyakarta mulai berdiri tahun 2000 dan menawarkan kemitraan pada tahun 2009. KONTAN sudah pernah mengulas tawaran kemitraan ini pada bulan November 2011.

Ketika itu, Tahu Bakso Zaidan telah memiliki enam mitra di Yogyakarta, Semarang, Lombok, dan Bekasi. Selama hampir setahun ini, jumlah mitranya hanya bertambah satu menjadi tujuh mitra. Adapun total gerainya ada delapan. "Satu milik kami sendiri ," kata Eti Alviatun, pemilik Tahu Bakso Zaidan.

Eti beralasan, jumlah mitranya bertambah sedikit karena pihaknya menerapkan persyaratan ketat bagi calon mitra. Syarat utama, menurutnya, calon mitra harus memiliki jiwa bisnis. Tanpa jiwa bisnis akan sulit berkembang. "Kalau bisnis mitra tidak jalan, nama kantor pusat juga yang akan jatuh," ujarnya.

Terkait paket kemitraan, sedikit ada perubahan. Sebelumnya, Tahu Bakso Zaidan hanya menawarkan dua paket kemitraan, yakni paket resto dengan investasi Rp 20 juta dan Rp 50 juta.

Nah, saat ini sudah ada beberapa paket lebih murah. Diantaranya paket kemitraan mendirikan industri rumah tangga pembuatan bakso dan tahu dengan investasi Rp 7 juta. "Paket ini atas permintaan mitra," jelas Eti.

Selain itu, ada juga paket tahu bakso kotak senilai Rp 10 juta untuk ukuran gerobak, dan paket investasi tahu bakso segitiga plus kotak senilai Rp 14 juta. Sementara paket resto senilai Rp 20 juta dinaikkan menjadi Rp 25 juta. Paket Rp 50 juta tetap namun menu yang disajikan lebih komplit. Selain bakso juga ada mi ayam, somay, dan batagor.

Untuk menu baksonya sendiri terdiri dari banyak pilihan., seperti tahu bakso daging sapi, tahu bakso udang, tahu bakso ikan laut, dan tahu bakso ayam. Harga jual menu sedikit mengalami perubahan. Jika harga sebelumnya berkisar Rp 7.000-Rp 10.000 per porsi, kini harganya mulai Rp 1.000-Rp 13.000 per porsi.

• Bakso Bakar Barbeque Malang (BBBM)

Bakso Bakar Barbeque Malang (BBBM) milik Muchammad Alfarisi telah berdiri sejak awal 2010 dan langsung menawarkan kemitraan. Saat KONTAN mengulas kemitraan ini pada Juni 2010, BBBM telah memiliki tiga gerai yang berlokasi di Jatibening dan Jatiwaringin, Jakarta Timur.

Tahun 2011 lalu, jumlah gerainya sempat mencapai 12 yang berlokasi di kawasan Jabodetabek. Maklum, saat itu bakso bakar tanpa kuah masih tergolong menu baru dan memiliki peminat tersendiri. Namun, kondisi itu tidak berlangsung lama.

Saat ini, separuh dari mitra BBBM sudah tutup. Jadi, hanya tersisa enam gerai. "Lima gerai milik mitra dan satu milik kami," kata Alfarisi.
Cabang yang masih buka tersebut berada di kawasan Ciawi, Cibinong, Bogor dan Bekasi. "Usaha bakso saya ini bisa dikatakan jalan di tempat karena berbagai kendala," jelas Alfarisi.

Salah satunya karena adanya persepsi yang keliru di kalangan mitra. Menurutnya, banyak mitra menganggap dengan membeli tawaran kemitraan, maka usaha tersebut tidak perlu terlalu diperhatikan. "Sebaliknya, mereka menginginkan keuntungan bisa cepat," ujarnya.

Selain itu, ada pula mitra yang tidak mau meneruskan usaha ini karena keuntungannya dinilai terlalu kecil. Kendala lain, selaku pemilik usaha ia juga punya kesibukan lain. Yakni, menjalankan usaha distributor keperluan bahan baku bakso. "Sekarang saya juga menjadi distributor bakso beku, bumbu kuah, bumbu barbekyu dan mengajarkan orang bagaimana memulai usaha bakso," jelas Alfarisi.

Kendati sudah punya usaha lain, ia tetap menerima jika ada yang berminat menjadi mitra BBBM. Paket kemitraan yang ditawarkannya masih sama, yakni paket Rp 10 juta. Mitra akan mendapatkan booth, peralatan masak, dan bahan baku awal. Selain itu, ada juga bonus berupa freezer kecil bagi mitranya.

Menu yang disajikan masih sama, yakni bakso bakar tusuk dengan bumbu barbekyu dan bakso kuah malang. Untuk bakso bakar masih dibanderol dengan harga antara Rp 6.000-Rp 10.000, dan bakso kuah di kisaran Rp 8.000-Rp 12.000 per porsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×