kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasir, pekerja keras yang sukses di rantau (1)


Selasa, 21 Desember 2010 / 11:58 WIB
Nasir, pekerja keras yang sukses di rantau (1)


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Berawal sebagai pekerja bengkel otomotif, Muhamad Nasir Junaid justru sukses membangun bisnis perikanan yang menggurita. Kini, ia bisa menangkap omzet lebih dari Rp 1 miliar per bulan dari perairan Berau, Kalimantan Timur. Pasarnya pun meluas hingga ke luar Pulau Borneo.

Muhammad Nasir Junaid adalah pekerja keras sejati. Ia sebenarnya berasal dari keluarga mampu. Orang tuanya mempunyai bisnis penangkapan dan pengepulan ikan di Makassar, Sulawesi Selatan. Tetapi, Nasir muda kala itu berpikir, "Sebesar apa pun bisnis penangkapan ikan ayah saya, itu milik dia dan bukan milik saya."

Setamat STM di Makassar pada 1993, ia melakukan apa yang mungkin tidak pernah terlintas di kepala anak muda zaman sekarang. Sendirian dia merantau ke Berau, Kalimantan Timur tanpa sanak saudara atau kenalan di daerah tersebut. Dengan berbekal ijazah STM, Nasir mendapat kerja di bengkel otomotif dengan gaji hanya Rp 600.000 per bulan.

Pada 1995, dia melihat peluang di bisnis penangkapan ikan. Darah nelayan yang ada di dalam dirinya bergejolak, Nasir pun membobol tabungan sendiri dan membeli kapal tanpa mesin dengan harga Rp 2 juta.

Awal mula menjadi nelayan tidaklah mudah, karena perahunya adalah tipe kapal tradisional. Apalagi, ia mesti melaut sendiri. Nasir juga harus meyakinkan nelayan lain untuk mengumpulkan ikan tangkapan padanya.

Untunglah, semasa STM, dia sering membantu usaha ayahnya, sehingga dia memiliki dasar sebagai seorang nelayan. Dengan modal kerja keras dan kejujuran, usaha Nasir pun melesat. Pada 2003, ia mendirikan PIPOSS dengan hanya lima pekerja. Dua tahun kemudian nelayan yang bekerja padanya mencapai 45 orang. Tahun 2005, Nasir sudah bisa membangun penyimpanan ikan beku berkapasitas 80 ton dan pabrik balok es yang sanggup membikin 600 hingga 700 balok sehari.

Sekarang, ia mempunyai tiga kapal penangkap ikan yang terdiri dari satu kapal 42 gross tonnage (GT) dan dua kapal 30 GT. Nasir juga memiliki lima kapal pengangkut ikan berkapasitas 10 ton per unit.

Kapal penangkap ikannya hanya beroperasi di perairan Berau. Nasir juga cuma menangkap ikan baronang, kerapu, tongklok, dan bawal.

Tapi, ia tak hanya menjual ikan hasil tangkapannya di daerah Berau. Soalnya, pasar di daerah ini tidak cukup besar untuk menyerap semua ikan tangkapannya. Makanya, Nasir membawa hasil tangkapannya ke wilayah Kalimantan Timur lain, seperti Samarinda, Malinau, serta Bulungan.

Mulai tahun ini, Nasir memperluas tebaran jaringnya ke bisnis gurita. Ia menggandeng PT Hwa Indo Bahari yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Nasir mengirim gurita tangkapannya ke Hwa Indo. Kemudian, Hwa Indo mengekspornya ke Jepang. Karena kesuksesan di bisnis tersebut, Nasir mendapat julukan baru, yakni Si Gurita.

Kini, dalam sebulan, Nasir bisa mendapatkan 30 ton ikan dan 15 ton gurita. Pria yang masih berumur 38 tahun ini bisa menjala omzet mencapai Rp 1 miliar.

Salah satu kunci sukses Nasir adalah visinya. Saat mengembangkan usahanya, ia menyadari bahwa penangkapan ramah lingkungan adalah masa depan. Dari sisi bisnis, penangkapan ramah cara ini juga akan menjamin ketersediaan ikan di laut. Dari sisi sosial ini, warisan untuk anak cucu tetap akan terjamin.

Meski sudah mencapai omzet miliaran rupiah, Nasir masih berniat mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Ia ingin mengembangkan armadanya dengan membeli kapal dengan ukuran GT yang lebih gede, dan menambah kapasitas penyimpanan beku serta produksi pabrik es.

Kesuksesan usaha dan visi Nasir tidak luput dari kekeran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yang menominasikannya sebagai penerima Adi Bhakti Mina Bahari Tahun 2010. Ini merupakan penghargaan bergengsi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dan, pada 11 Desember 2010, Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammmad menganugerahkan penghargaan Adi Bhakti Mina Bahari kategori nelayan teladan. Nasir optimistis, masa depan bisnisnya cerah, karena laut Berau yang luas masih dapat memberikan hasil yang maksimal.


(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×