Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi
Selain berhasil menyabet penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, cara penangkapan ikannya yang ramah lingkungan juga memberikan rezeki tambahan bagi Muhamad Nasir Junaid. Ia pun mampu mengangkat perekonomian di Berau, Kalimantan Timur, dengan membuka lapangan kerja bagi ratusan putra-putri daerah.
Usia yang masih muda tak menghalangi niat Muhamad Nasir Junaid melangkah menjadi seorang pengusaha sukses. Tak heran, ia menjadi jawara termuda di ajang Adibakti Mina Bahari. Pemenang nelayan teladan yang baru berusia 38 tahun ini memang relatif lebih muda ketimbang kampiun kategori lainnya yang rata-rata kepala empat dan lima.
Dengan merendah, Nasir mengungkapkan, semua kesuksesannya itu merupakan hasil kerja keras, kejujuran, dan doa. Dia pun menambahkan, dukungan keluarga, kerabat, dan orang-orang di sekitarnya membantu dirinya menggondol Adibakti Mina Bahari.
Nasir memang pantas mendapatkan penghargaan bergengsi ini. Berbeda dengan nelayan pada umumnya, semua kapalnya mempunyai surat-surat lengkap. Ia menyadari pentingnya undang-undang dan mematuhinya. Nasir pun memilih alat tangkap sesuai dengan rekomendasi Kementerian Perikanan dan Kelautan.
Karena kelengkapan surat perizinan dan cara penangkapan yang ramah lingkungan, tahun ini, Nasir juga memperoleh rezeki tambahan. Ia menjadi penyuplai gurita untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang.
Maklum saja, tak sembarangan nelayan dapat menyuplai produk perikanan ke Jepang, lantaran harus memenuhi persyaratan kesehatan dan tata cara penangkapan yang ramah lingkungan. Nasir pun mengaku bangga tangkapannya memenuhi standar konsumen Jepang.
Untuk ketiga kapal penangkap ikannya, dia memilih jaring purse seine yang dilengkapi mesin pengangkat jaring, Global Positioning System (GPS), radar ikan, radio komunikasi, serta lampu berkekuatan 1.000 watt sebanyak 24 buah. Purse seine adalah jaring yang mempunyai cincin-cincin di bawahnya yang dilalui tali. Bila tali ditarik, kelompok ikan yang sedang bergerombol dalam jumlah banyak bisa ditangkap dengan mudah. Namun, ikan yang masih kecil masih bisa lolos dari jaring ini.
Nasir hanya mengoperasikan kapal penangkap ikannya selama 20 hari tiap bulan. Adanya jeda waktu ini untuk memberi kesempatan ikan kecil tumbuh dewasa dan ikan dewasa bertelur.
Keefektifan armada milik Nasir pun ditiru oleh nelayan lainnya. Mereka mulai memakai kapal berjaring purse seine dan menerapkan masa penangkapan 20 hari per bulan. Ujung-ujungnya, para nelayan mulai meninggalkan cara penangkapan yang merusak, seperti penggunaan bom ikan dan racun ikan. Alhasil, visi bisnis Nasir berhasil mengubah wajah perikanan kawasan Berau, Kalimantan Timur.
Dari sisi ekonomi, armada milik Nasir meningkatkan produksi dan variasi ikan yang bisa dinikmati masyarakat. Harga murah dan ketersediaan ikan setiap waktu memuaskan para pembeli ikan tangkapannya.
Usaha Nasir pun mampu memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Sekitar 120 orang terlibat dalam penangkapan dan penyimpanan bekunya. Selain itu, kerjasama kemitraan mampu memperkerjakan hingga 150 orang yang menjadi pemasar ikan hingga ke pelosok Berau.
Nasir sangat menyadari, bahwa dirinya adalah seorang perantau di Kalimantan Timur. Sehingga, dia harus membina hubungan baik dengan warga lokal. Bila pada awal usaha ia memperkerjakan tenaga ahli dari Sulawesi untuk mengoperasikan kapal-kapalnya, kini semua perahunya sudah dijalankan oleh putra-putra Berau yang terlatih.
Nasir bilang, syarat supaya ikan tetap berlimpah di laut, dengan penangkapan yang ramah lingkungan. "Alasan saya memilih cara penangkapan ikan yang ramah lingkungan kembali pada pemikiran bisnis ini, yakni harus tetap berlangsung sebagai warisan untuk anak cucu," katanya.
Kesuksesan Nasir bisa menjadi pengingat pemerintah, bahwa untuk mengembangkan suatu daerah tidak perlu mengundang perusahaan-perusahaan besar yang justru menjadi menjadi sumber polusi. Usaha yang bermula dari kecil seperti milik Natsir, nyatanya bisa menghidupkan ekonomi daerah dan berperan dalam pengembangan Berau.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News