kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi Covid-19 lebarkan pasar ritel startup pesan antar hasil laut


Jumat, 05 Juni 2020 / 12:57 WIB
Pandemi Covid-19 lebarkan pasar ritel startup pesan antar hasil laut
ILUSTRASI. Fresh fish is displayed at the Global Seafood Exposition, in Brussels, Belgium, May 8, 2019. REUTERS/Eva Plevier


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) membuat masyarakat harus lakukan jaga jarak atau physical distancing dalam beraktivitas guna mencegah penyebaran Covid-19. Adanya aturan jaga jarak membuat aktivitas jual beli kini juga dilakukan secara daring.

Hal tersebut tentu memiliki pengaruh pada startup yang menawarkan layanan kemudahan dalam pemesanan kebutuhan sehari-hari. Termasuk salah satunya start up penyedia layanan pesan antar hasil kelautan.

Indofishery Indonesia misalnya salah satu startup yang menawarkan layanan pesan antar hasil laut segar dan produk olahannya.

Selama pandemi Covid-19 diakui lini bisnis ritel Indosfishery mengalami lonjakan permintaan tiga hingga lima kali lipat. Bahkan Indofishery sempat menutup layanan pemesanan selama lima hari karena lonjakan permintaan konsumen ritel diawal pandemi.

Baca Juga: Laba Bank Amar meningkat empat kali lipat di tahun 2019

Abdul Khamid, Chief Executive Officer bahkan menuturkan jika aplikasi Indofishery dipercepat peluncuranya pada Maret lalu, karena meningkatnya permintaan di konsumen ritel. Lini bisnis ritel Indofishery memang baru berjalan di Kota Semarang untuk saat ini.

"Sebenarnya kami akan ekspan buat ritel ke Tegal, Purwokerto, Magelang dan Jogja tapi karena pandemi kita cancel dulu. Dan juga masih teruskan riset buat kota-kota yang akan jadi tujuan ekspan lini ritel Indofishery," kara Abdul kepada KONTAN.

Untuk pasar ritel Abdul mengungkapkan biasanya per minggu Indofishery mampu distribusikan kisaran 2-3 ton hasil laut. Kini Indofishery sudah gaet sekitar 1.300 pengguna atau ritel consumer.

"Hadapi new normal, salah satunya kita perbaiki di teknik, di proses pengiriman kan jaga proses pengiriman buat jaga produk aman sampai konsumen. New normal itu jadi peluang buat semua bisnis online.

Tapi perlu diingat juga mungkin dulu kompetitor kita 10 atau 11 nah adanya new normal mungkin akan tambah. Itulah kita perlu perkuat marketing dan layanan serta sistem," ujarnya.

Meski akui ada peningkatan di pasar ritel, Abdul menerangkan lini bisnis Indofishery lainnya alami penurunan yaitu lini corporate. Hal tersebut mengingat industri hotel, wisata dan restoran juga alami sepi pengunjung lantaran pandemi. Terlebih dengan berlakunya PSBB di beberapa wilayah.

Baca Juga: April 2020, pembiayaan multiguna Mandiri Tunas Finance anjlok 77%

"Lini bisnis corporate Indofishery ini kita nurun karena inikan kliennya hotel, resto, cafe sedangkan di beberapa kota kan juga kena imbas PSBB terutama Tegal, Tasikmalaya, Purwokerto dan beberapa titik klien kita di Jateng dan Jabar," jelasnya.

Untuk lini bisnis corporate Indofishery disebut Abdul menurun hingga dua kali lipat. Ia menerangkan jika biasanya dalam 10 hari Indofishery mampu mendistribusikan 5-7 ton hasil laut, kini lini bisnis corporate hanya mampu salurkan 4 ton hasil laut dalam satu bulan.

"Corporate turun 2 kali lipatlah, misal 10 hari sekitar 5-7 ton habis tapi kemaren pandemi buat yang corporare sebulan baru habis 4 ton," imbuhnya.

Klien corporate Indofishery disebut Abdul berada di Tegal, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Cilacap, Purwokerto.

Start up bidang pesan antar hasil laut kainnya ialah Nalayan.id. Co Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Nalayan.id, Maulida Ranintyari mengungkapkan adanya penurunan dari bisnis model horeca atau lini B2B dari Nalayan.id hampir mencapai 60%.

"Ditengah pandemi ini, bisnis model seperti kami yang bermitra dengan Horeca memang bisa dibilang mengkhawatirkan, namun kami melihat sisi positifnya," kata Maulida.

Meski bisnis B2B sedang lesu, namun Nalayan.id kini memanfaatkan himbauan PSBB dan di rumah saja dengan mengejar target pasar end custumer atau konsumen akhir.

Baca Juga: Meski ada pandemi, Mandiri Capital masih berencana suntik dana ke start up

"Kami melakukan pengembangan platform website, variasi produk, serta membenahi sistem pengiriman yang memudahkan konsumen kami untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi proteinnya dari ikan laut segar pilihan," imbuhnya.

Selain sasar konsumen akhir, Nalayan.id juga membantu mengembangkan ekonomi di tingkat rumah tangga yang sedang goyah akibat pandemi ini, dengan menawarkan kerjasama bagi masyarakat dengan sistem keagenan.

Untuk kerjasama dengan sistem keagenan Nalayan.id masih mengutamakan di wilayah Jabodetabek dan Bandung, karena operasional Nalayan.id memang sudah mengcover wilayah tersebut.

"Untuk minimum pengambilannya ada yaitu minimal di 50 kilogram dalam sekali ambil," kata Maulida.

Sayang Maulida belum menjelaskan detil berapa jumlah masyarakat yang tergabung dalam sistem keagenan Nalayan.id.

Baca Juga: Pengiriman logistik selama di rumah saja naik tinggi

Mitra horeca di Nalayan.id diakui Maulida terus mengalami peningkatan dari 2019 lalu. Terakhir tercatat ada 150 customer horeca yang bermitra dengan Nalayan.id yang tersebar di Jabodetabek dan Bandung. Serta terdapat kurang lebih 500 end customer yang sudah melakukan transaksi secara online dalam 3 bulan terakhir ini.

"Yang end customer, untuk di bulan Mei kita hampir mencapai 200 transaksi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×