kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Panut ingin tasnya menembus hingga Eropa (2)


Kamis, 05 Juli 2012 / 14:38 WIB
Panut ingin tasnya menembus hingga Eropa (2)
ILUSTRASI. Suasana di lokasi tambang pit Bendili tambang Bintang, Kaltim Prima Coal, Sangatta, Kalimantan Timur, (27/4). KONTAN/Ardian Taufik Gesuri


Reporter: Revi Yohana | Editor: Tri Adi

Kendati produknya telah menembus pasar mancanegara, Panut Mulyowiyoto tetap ingin memperluas negara tujuan ekspor. Kali ini, ia membidik Eropa dan Afrika sebagai negara tujuan ekspor. Untuk memperluas pasar ekspor itu, ia akan menggenjot volume produksinya hingga 5.000 produk per bulan.

Sukses memasarkan produknya ke pasar mancanegara tidak membuat Panut Mulyowiyoto lantas berpuas diri. Ia tetap ingin merambah negara tujuan ekspor baru di Eropa dan Afrika.

Sejauh ini, ekspor produknya baru merambah Jepang, Korea, dan Iran. Ekspor ke negara tersebut mencapai 60% dari total produksinya yang sebanyak 2.000 produk per bulan.

Guna memperluas pasar ekspor itu, ia berencana melipatgandakan volume produksinya hingga mencapai 5.000 produk per bulan. Selain tas, Panut juga memproduksi dompet. Semua produk tersebut terbuat dari bahan rotan. "Selama ini, saya belum merambah ke Eropa dan Afrika. Saya ingin menembus pasar itu," ujar Panut.

Ia menargetkan, ekspor ke dua benua itu bisa terealisasi paling lambat tahun depan. Namun, untuk tahap awal, Panut akan melakukan ekspor skala kecil-kecilan dulu sekalian mengetes pasar.

Lagi pula, kapasitas produksinya belum sanggup bila mengekspor langsung dalam skala besar. "Untuk meningkatkan produksi saya akan menambah jumlah karyawan," ujarnya.

Menurutnya, ekspor ke Eropa penting supaya produk olahan rotan Indonesia tidak kalah dari China, Filipina dan Vietnam yang sudah lebih dulu menembus pasar Eropa.

Supaya tidak kalah bersaing, Panut juga berencana memasang merek atas produk-produk yang dikeluarkannya. Rencananya, ia menggunakan merek Anggun Rotan pada setiap produknya. Selama ini, baik produk tas maupun dompet buatannya belum dilabeli merek tertentu.

Padahal, merek ini penting buat identitas produk. Selain itu, merek juga mampu menumbuhkan loyalitas pelanggan. Sadar akan nilai penting merek ini, Panut kini terpikir untuk menyertakan merek dalam setiap produk buatannya.

Panut mengaku, saat ini telah mengantongi izin penggunaan merek dagang Anggun Rotan. "Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan seluruh tas rotan yang saya jual sudah dilabeli Anggun Rotan," ujar Panut.

Selain merek, ia juga akan membenahi internal badan usahanya agar bisa lebih profesional. Di bidang pemasaran, misalnya, ia ingin ada satu divisi khusus yang menangani pemasaran produknya. "Jadi nanti pemasaran bisa fokus ditangani oleh satu tim," ujarnya.

Dari sisi produk, Panut juga ingin mencoba sesuatu yang baru, terutama terkait dengan model dan desain produk. Salah satu inovasi yang disiapkannya adalah memadukan tas rotannya dengan motif batik. "Apalagi batik sudah diakui secara internasional," ujar Panut.

Dengan adanya unsur batik maka sentuhan khas Indonesia pada setiap produknya akan semakin terlihat. Namun, ia tak mau sembarangan membuat produk. Agar hasilnya maksimal, Panut ingin mengajak kerja sama para desainer untuk membuat desain tas tertentu berbahan rotan.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×