kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Peluang bisnis camilan jamur dan jagung


Jumat, 31 Agustus 2012 / 18:00 WIB
Peringkat drama Korea terpopuler masih kuat dikuasai Hospital Playlist season 2.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri

Bisnis camilan berbahan baku jamur dan jagung memang menggiurkan. Tak heran, bila banyak pemain meramaikan bisnis ini. Salah satunya adalah Muhammad Tajib yang mengusung bendera usaha Healthy Food Inside di Wonosobo, Semarang, Jawa Tengah. Bisnisnya ini menawarkan menu camilan jamur krispi dan jagung serut aneka rasa , seperti barbeque dan mayones. Untuk minumannya tersedia aneka pilihan jus buah.

Dalam usahanya ini, jamur krispi menjadi menu andalan Tajib. Ia mengklaim, sebagai pionir jamur kripsi asal Semarang. Harga makanan dan minuman tersebut dibanderol mulai Rp 3.500 hingga Rp 8.000 per porsi. "Kami menyasar masyarakat menengah ke bawah," kata Tajib yang merintis usaha sejak 2009 ini.

Kini, bisnis Tajib telah berkembang lewat sistem kemitraan, dengan jumlah 30 mitra. Mereka tersebar di Semarang, Kudus, Purworejo, dan Majalengka. Awalnya, Tajib memiliki lima gerai milik sendiri di Semarang. Namun belakangan, gerai itu dijualnya kepada mitra dan memilih fokus memproduksi bahan baku untuk dijual kepada para mitranya.

Bagi yang berminat, Tajib menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 5 juta. Mitra akan mendapatkan satu outlet, perlengkapan dan resep makanan. Mitra juga akan mendapatkan training pembuatan makanan dan pengelolaannya. "Kami dari pusat akan menjual bahan tepung saja," ujar Tajib.

Mitra dibolehkan memakai brand sendiri. Selain itu, kerjasama ini tidak memungut franchise fee dan royalti fee. Untuk lokasi usaha harus berada di tempat-tempat keramaian, seperti dekat pemukiman penduduk, pasar, dan sekolah. Ia menargetkan, omzet mitra rata-rata Rp 300.000 - Rp 500.000 per hari. Dengan omzet tersebut, mitra diharapkan bisa balik modal dalam waktu lima bulan.

Tajib menjanjikan, dengan menjual dua produk sekaligus, peluang mitra untuk meraih target omzet itu terbuka lebar. "Mitra bisa mengantongi omzet yang besar, sehingga usahanya bisa terus berjalan dan berkembang," katanya. Menurut Tajib, sistem kemitraan yang dijalankannya ini tidak mengikat mitra. Intinya, jika mitra mengalami kesulitan, kantor pusat siap membantu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×