kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang bisnis makanan Jepang takoyaki masih empuk


Jumat, 10 Oktober 2014 / 17:43 WIB
Peluang bisnis makanan Jepang takoyaki masih empuk
ILUSTRASI. BMKG menyampaikan bahwa suhu maksimum harian yang penah tercatat mencapai 37,2 derajat Celsius. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Belakangan ini, makanan dari Jepang sudah makin jamak ditemui. Dari sekian banyak menu makanan Jepang, takoyaki termasuk yang cukup populer. Kendati sudah booming sejak beberapa tahun silam, penyuka takoyaki semakin banyak.

Kevin Cornelly, pemilik Coco Takoyaki, mengatakan, takoyaki masih banyak diburu konsumen terutama diluar Jakarta. Coco Takoyaki sendiri memiliki beberapa gerai di daerah lewat sistem kemitraan.

Menurutnya, makanan khas Jepang yang berbentuk bulat dengan taburan abon ikan cakalang ini masih banyak diburu konsumen di Samarinda, Semarang, Kalimantan, dan lainnya. "Saya tidak tahu kenapa, tapi tingkat penjualan kami di daerah cenderung seperti itu," jelasnya.

Menurut Kevin, penyuka takoyaki di Indonesia mayoritas anak-anak hingga remaja. Kevin sendiri membanderol harga takoyaki mulai Rp 13.000 hingga Rp 16.000 per porsi. Dalam sehari, satu gerainya bisa mengantongi omzet sekitar Rp 500.000 atau sekitar Rp 15 juta per bulan.

Setelah dikurangi biaya operasional, porsi keuntungan bersihnya masih 60% dari omzet. "Sebenarnya yang menarik dari usaha ini karena keuntungannya cukup besar," jelasnya.

Lantaran menjanjikan, kini Kevin mengaku fokus menjalankan bisnis takoyaki. Sebelumnya, ia pernah membuka usaha kuliner lain, seperti es krim, pop corn, dan gulali.
Kevin mulai merintis bisnis Takoyaki sejak tahun 2012. Sebelumnya, dia sempat belajar membuat takoyaki di Taiwan.

Pemain lainnya di bisnis ini adalah Nurhadi, pemilik Takoyaki Yakinenak asal Semarang, Jawa Tengah. Senada dengan Kevin, Nurhadi juga mengaku konsumennya cenderung bertambah. "Minimal stabil dan sama sekali tidak turun," ujarnya.

Kendati demikian, ia merasakan tingkat persaingan juga semakin ketat. Pasalnya, banyak pemain baru bermunculan. "Jumlah konsumennya besar tapi pemain baru juga banyak saat ini," jelasnya.

Di tengah ketatnya persaingan itu, Nurhadi kini banyak melakukan promosi lewat internet dan mengikuti pameran kuliner. Selain itu, ia juga kerap melakukan inovasi produk.
Bila biasanya berisi ikan cakalang, sekarang Nurhadi mulai mengembangkan takoyaki dengan isian ikan tuna.

Gayung bersambut, takoyakinya mendapat respon bagus konsumen. "Ini juga yang membuat penjualan cenderung stabil," ujarnya Nurhadi membanderol harga takoyaki mulai Rp 8.000 hingga Rp 12.000 per porsi. Dalam sebulan, ia bisa dapat mengantongi omzet sekitar Rp 6,25 juta.

Setelah dikurangi biaya bahan baku dan lainnya, keuntungan bersih yang didapatkan masih sekitar 50% dari omzet. Awalnya, dia menargetkan konsumen para remaja tetapi saat ini Takoyaki miliknya malah banyak diserbu anak-anak hingga orang tua.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×