kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peluang bisnis martabak mini


Senin, 29 Juli 2013 / 16:04 WIB
ILUSTRASI. Promo Watsons Health Deals Diskon s/d 70% Periode 2-6 Maret 2022


Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Bukan saja martabak manis, kini martabak telur juga ada yang mini. Bentuknya yang mini menjadikan martabak ini unik. Salah satu pemainnya adalah Rizki Hardiansyah, pengusung brand MTM di Bandung, Jawa Barat.

Berdiri tahun 2009 , MTM resmi menawarkan kemitraan sejak awal tahun 2013. "Sekarang kami sudah memiliki delapan gerai. Tiga gerai di antaranya milik mitra, dan sisanya milik kami," ujar Rizki.

MTM awalnya berdiri sebagai ajang kreasi siswa Pramuka. Oleh karena itu, penamaan martabak telur mini MTM diambil dari nama-nama tingkatan di Pramuka, seperti siaga, penggalang, dan penegak.

Martabak siaga merupakan martabak telur plus sayuran. Penggalang adalah martabak telur dengan isi ayam dan abon. Adapun martabak penegak berisi campuran sosis. Di luar itu, ada pilihan varian martabak telur ditambah roti burger.

Produk MTM dijual dengan harga mulai Rp 2.500 hingga Rp 5.000 per porsi. "Kelebihan kami adalah bahan bakunya tidak menggunakan pengawet, sehat, murah dan enak," terang Rizki yang bekerja sama dengan sejumlah peternak ayam untuk pasokan telurnya.

Dalam kerjasama kemitraan ini, MTM mematok biaya investasi sebesar Rp 3,5 juta. Mitra akan mendapat rombong, peralatan usaha, bahan baku awal, spanduk, banner, dan pelatihan. Mitra bisa memilih dua jenis kemitraan, yakni dikelola pusat atau mengelola sendiri.

Jika usahanya dikelola pusat, diterapkan sistem bagi hasil. Mitra mendapat 40% dan pusat 60% dari laba bersih. Jika mengelola sendiri, semua pendapatan masuk ke kantong mitra. Mitra juga wajib memesan bahan baku dari pusat.

Mitra ditargetkan balik modal tiga bulan. Asumsinya, mitra bisa menjual minimal 50 porsi per hari. Dari situ mitra bisa mengantongi omzet Rp 5,5 juta per bulan. "Laba bersihnya 40%-50%," ujar Rizki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×