Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri
Bisnis kuliner tak pernah surut. Hampir setiap hari bisnis ini kedatangan pemain baru yang mengusung berbagai variasi menu. Salah satunya adalah Christian Yosua yang mengusung menu utama sate tulang. Mendirikan usaha bulan Mei 2012 di Yogyakarta, mulai bulan ini ia resmi menawarkan kemitraan.
Lantaran baru, Christian belum memiliki mitra. Bisnis yang dikelola dengan brand Pondok Sate Tulang menawarkan menu sate tulang ayam lunak ditambah racikan bumbu khusus. "Beda dengan sate pada umumnya, kami tidak menggunakan bumbu kacang, tetapi bumbu rempah-rempah ditambah kecap," ujar Christian.
Ia menjelaskan, bumbu yang dipakai hampir mirip dengan bumbu sate khas Banjarmasin. Bedanya, bumbu sate Banjarmasin lebih menonjolkan rasa manis tomat, sementara ia mengutamakan rasa yang gurih. Harga sate tulang ini dibanderol Rp 1.500 per tusuk di Yogyakarta. " Tapi, harga bisa berubah sesuai daerah," ujarnya.
Untuk menjadi mitra, ada dua pilihan paket investasi yang ditawarkan. Pertama, paket senilai Rp 11 juta. Mitra akan mendapatkan pelatihan membuat sate, kerja sama dan penggunaan merek selama lima tahun, standar operasional, bahan baku awal, seragam, dan spanduk serta x-banner.
Kedua, paket senilai Rp 15 juta. Paket ini mendapatkan fasilitas yang sama dengan paket pertama dengan tambahan booth atau gerobak.
"Namun, biaya tersebut masih belum termasuk peralatan yang saya perkirakan sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta," ujar Christian.
Jika mitra menggunakan peralatan standar, cukup merogoh biaya sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Namun, jika peralatannya lebih bagus sekitar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.
Christian memperkirakan, mitra bisa mengantongi omzet minimal Rp 7 juta per bulan. Asumsinya, dalam sehari mitra bisa menjual sebayak 100 tusuk sate ditambah nasi atau lontong dan minuman. Dengan laba bersih 30, mitra bisa balik modal kurang dari satu tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News