Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
MARAKNYA penggunakan handphone berkamera membawa berkah bagi bisnis studio foto. Sebab, dengan maraknya penggunakan handphone berkamera, terutama di kalangan remaja, kebutuhan akan cetak foto digital terus meningkat.
Makanya, tak heran bila banyak studio foto yang bertahan dan terus berkembang. Untuk mengembangkan usahanya, banyak juga dari mereka yang menawarkan waralaba atau kemitraan. Salah satu yang menawarkan kemitraan studio foto ini adalah Desain Pedia yang berbasis di Denpasar, Bali.
Menawarkan kemitraan sejak Oktober 2011, Desain Pedia mengusung konsep studio foto kecil-kecilan alias studio foto mini. "Kami biasa menyebutnya foto box micro studio," kata Subhi Darajat, pemilik Desain Pedia.
Dalam kerjasama kemitraan ini, Desain Pedia menawarkan paket investasi sebesar Rp 10 juta. Dengan membayar sebesar itu, mitra akan mendapatkan seluruh perlengkapan studio foto.
Diantaranya komputer, televisi, monitor, kamera berkapasitas 5-10 megapixel, konverter, kertas foto, printer, studio box ukuran 100x200x200 centimeter (cm), background foto, lampu, program micro studio, dan frame 6x free update.
Selain itu, ada juga fasilitas training gratis buat tenaga operator. "Biasanya Rp 10 juta itu hanya mendapatkan software saja, tapi di sini mitra akan mendapat segalanya kecuali tempat," kata Subhi.
Ia mengaku, tawaran kemitraannya cukup diminati. Terbukti, dalam waktu enam bulan jumlah mitranya sudah 20 mitra. Ia mengklaim, tawarannya diminati karena menjanjikan keuntungan besar dan cepat balik modal.
Ia membanderol tarif cetak foto mulai dari Rp 5.000-Rp 10.000, tergantung ukurannya. Dengan harga tersebut, ia menargetkan omzet mitra berkisar Rp 3 juta-Rp 5 juta per bulan. "Katakanlah dalam sehari mitra bisa melayani 30 konsumen.
Maka, omzetnya dalam sebulan sudah Rp 4,5 juta," jelasnya. Dengan laba bersih 50%, mitra diperkirakan balik modal dalam waktu lima sampai enam bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News