Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
Martabak merupakan salah satu kudapan favorit orang Indonesia. Sebagai kudapan favorit, tentu banyak orang tertarik mengadu nasib di bisnis martabak ini. Tak heran bila bisnis martabak kian menjamur, termasuk berbagai tawaran waralaba maupun kemitraan usaha.
Salah satu tawaran kemitraan martabak datang dari Siswono, pemilik usaha Martabak Mini "AA" dari Bandungan, Semarang. Siswono menawarkan kemitraan belum lama ini. Tawaran kemitraan ini memungut biaya investasi sebesar Rp 8 juta. "Hingga saat ini saya sudah punya tiga mitra di Jawa Tengah," ujarnya.
Dengan membayar Rp 8 juta, mitra akan mendapat gerobak lengkap dengan peralatan membuat martabak dan bahan baku awal. Selain itu, ada juga pelatihan membuat martabak.
Setelah menguasi teknik pembuatan martabak, mitra bisa mencari sendiri bahan baku martabak di daerah tempatnya tinggal. "Jadi mitra tak perlu memesan bahan baku ke saya, kalau mengenai resep nanti kami berikan," ujarnya.
Sesuai namanya, martabak buatan Siswono berukuran mini dan dijual dengan harga Rp 1.000 per buah. Bentuknya yang mini dipadu dengan aneka rasa pilihan yang beragam, seperti cokelat,kacang, keju, stroberi, bluebery, nanas, dan nano-nano. "Total ada 12 rasa," ujar Siswono.
Lantaran bentuknya mini dan murah meriah, martabak buatannya ini banyak digemari anak-anak. Karena pasar utamanya anak-anak, lokasi usaha martabak ini cocok di sekolah-sekolah.
Ia menjanjikan, omzet mitra dalam sebulan mencapai Rp 7,2 juta. Itu dengan asumsi mitra bisa menghabiskan 3 kilogram (kg) adonan martabak dalam sehari. "Setiap satu kilogram adonan martabak bisa mendatangkan omzet minimal Rp 80.000 dengan modal sekitar Rp 40.000," jelasnya.
Dari omzet tersebut, laba bersihnya sekitar Rp 3,6 juta per bulan. Hitung punya hitung, dengan laba bersih sebesar itu mitra diperkirakan bisa balik modal dalam waktu empat sampai lima bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News