kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,65   -11,86   -1.27%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang menganga bisnis kuliner sunda


Kamis, 08 November 2012 / 12:18 WIB
Peluang menganga bisnis kuliner sunda
ILUSTRASI. Emas batangan. Isu tapering mencuat, harga emas diprediksi turun.


Sumber: Kontan 8/11/2012 | Editor: Havid Vebri

Bisnis kuliner tampaknya semakin subur. Sektor usaha makanan ini cukup beragam, dari pedagang kaki lima hingga restoran mewah. Bisnis ini kian semarak kantaran banyak pengusaha kuliner menawarkan kemitraan atau waralaba.

Salah satunya adalah Herry Gunawan, pemilik restoran Cabe Ulek di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Herry mendirikan restoran Cabe Ulek sejak 2009, dan baru membuka kemitraan bulan Juli lalu.

Saat ini, ia sudah memiliki satu mitra di Taman Palem Lestari, Jakarta Barat. Cabe Ulek merupakan restoran yang menyajikan makanan khas Sunda, mulai ayam goreng, ayam bumbu hijau, bandeng cabut duri, dan nasi bumbu bakar yang berisi teri dan daun kemangi.

Herry mematok harga makanan mulai Rp 4.000 - Rp 60.000 per porsi. Dalam kemitraan ini, ia mematok biaya investasi sebesar Rp 250 juta. Biaya itu hanya mencakup kontrak kerjasama selama lima tahun, sistem manajemen restoran, koki dan pegawai, serta training karyawan.

Sementara, perlengkapan masak dan bahan baku disiapkan sendiri oleh mitra. “Total biaya yang keluar di awal bisa mencapai Rp 1 miliar,” ujar Herry.

Ia menjanjikan, mitra bisa meraup omzet Rp 400 juta dalam sebulan, dengan laba bersih mencapai 30%. Dengan royalti fee 2,5% dari omzet, mitra diperkirakan bisa balik modal dalam waktu 12 bulan.

Herry optimistis, target itu bisa tercapai. Menurutnya, mitranya di Jakarta Barat bisa mengantongi omzet Rp 10 juta hingga Rp 20 juta sehari. Ia juga yakin restoran Cabe Ulek akan selalu ramai pengunjung karena menu yang ditawarkan beragam. “Pelanggan kami bisa makan dua sampai empat kali seminggu dengan menu yang berbeda-beda, jadi tidak bakal bosan,” klaimnya.

Dalam usaha ini, Herry mewajibkan mitra menyiapkan tempat seluas 150 meter persegi atau seukuran dua ruko.  Ia juga mengharuskan mitra membeli bumbu serta bahan baku ayam goreng dan empal dari pusat.

Biaya yang dihabiskan untuk membeli bumbu dan bahan baku ini sekitar Rp 20 juta per bulan. Sementara, bahan baku untuk menu lain bisa dibeli dari tempat lain.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), mengatakan, tawaran kemitraan restoran Cabe Ulek cukup menjanjikan. Menurut pengamatan Amir, restoran yang berbasis makanan daerah mengalami perkembangan pesat selama 10 tahun terakhir.

Hal ini disebabkan pengaruh media, terutama televisi yang sering mengekspos kuliner daerah. Namun di awal usaha, setiap pemain  harus bekerja keras untuk menarik pelanggan tetap agar target omzet bisa tercapai. “Yang penting makanannya enak sehingga bisa memiliki pelanggan fanatik sehingga restoran laris,” ujarnya.

Amir bilang, meski menyajikan masakan khas Sunda, mitra harus tetap berinovasi menemukan resep-resep baru agar restorannya bisa cepat maju. Hal itu bisa menjadi nilai tambah karena pilihan menunya makin banyak.       

Restoran Cabe Ulek      

Jl. Marina Raya,                                                                                                                                                                                                               Ruko Cordoba Blok F15,                                                                                                                                                                                             Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara                                                                                                                                                                                HP: 085213503015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×