Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Meski minuman kekinian makin gencar merangsek di setiap areal perumahan hingga pusat belanja, ternyata masih ada celah pasar bagi minuman tradisional untuk terus bisa eksis. Salah satunya adalah minuman cendol atau biasa disebut dawet.
Minuman dengan bahan baku tepung beras dan gula jawa ini secara sepintas rasa memang rada mirip dengan minuman kekinian seperti boba atau kopi kekinian. Tak heran jika minuman tradisional ini masih gampang dijumpai hingga kini.
Melihat potensi tersebut, Arif Hadi Eriandi tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Lewat Grup Dawet Indonesia, ia makin gencar menawarkan kemitraan gerai minuman cendol dengan label Jawara Dawet Susu alias Jadas di Surabaya.
Baca Juga: Panas dingin usaha minuman cendol
Sejatinya, ia sudah membuka tawarkan kemitraan Jadas sejak mulai beroperasi pada Maret 2018. Dan makin agresif sejak tahun lalu.
Hasilnya tergolong manjur. Hingga kini sudah ada 10 mitra yang bergabung yang tersebar di sekitar Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Kami brand lokal dan punya menu kekinian lantas cendol yang dipakai juga kenyal, tidak kalah dengan boba," klaim Arif Hadi Eriandi yang biasa disapa Rian kepada KONTAN.
Baca Juga: Segarnya peluang bisnis cendol aneka rasa
Ada dua paket kemitraan usaha yang ia tawarkan. Pertama, paket standar booth dengan nilai Rp 18 juta dan kedua, paket master booth sebesar Rp 50 juta.
Fasilitas yang didapat mitra adalah lisensi, peralatan usaha, peralatan promosi dan 100 porsi bahan baku. Perbedaan kedua paket ini dari tempat usaha saja, yakni berbentuk mini kafe untuk paket master booth, sedangkan paket kedua memakai booth yang standar.
Baca Juga: Bisnis es cendol masih terasa kenyal
Maka mitra harus menyiapkan lokasi usaha dengan luas minimal 2,5 m x 1,5 m. Adapun bahan baku wajib yang mitra beli ke pusat adalah tepung racik dawet, bubuk krim serta kemasan atau cup. Biaya lainnya adalah biaya waralaba sebesar Rp 10 juta untuk paket mini kedai dan Rp 5 juta bagi booth standar selama tiga tahun.
Saat beroperasi, gerai Jadas menyajikan beragam menu cendol dawet yang dipadukan dengan cokelat, kopi, susu, pisang, dan lainnya dengan harga sekitar Rp 10.000 sampai Rp 15.000. per cup. Targetnya bisa menjual minimal 100 cup per harinya atau sekitar Rp 30 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional, mitra bisa balik modal kurang dari satu tahun saja.
Djoko Kurniawan, pengamat waralaba menyarankan pengelola Jadas bisa mengganti nama yang lebih menarik, serta mengubah kemasan agar sesuai dengan kaum milenial.
Dan biaya waralaba yang dikenakan ia harapkan bisa menjadi dana cadangan untuk pengembangan usaha kemitraan ini. Sedangkan pengamat usaha Erwin Halim menilai usaha dawet ini sudah tidak wow lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News