Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor startup diprediksi akan terus terjadi hingga dua tahun ke depan.
Pengamat Startup, Heru Sutadi mengatakan, Startup masih akan terus melakukan PHK hingga dua tahun ke depan. Baik dalam skala besar maupun skala kecil.
Menurutnya, hal itu karena jumlah startup yang terlalu banyak. Baik secara jumlah keseluruhan maupun untuk tiap sektor seperti keuangan, e-commerce dan lainnya.
"Di sisi lain, investasi baru juga sudah sulit atau bahkan sudah berhenti dan malah investor banyak yang berharap ada pengembalian investasi yang selama ini ditanamkan," ucap Heru kepada Kontan.co.id, Jumat (15/7).
Ia memperkirakan, saat ini para pemain startup maupun e-commerce sedang berjuang untuk menggapai profitabilitas.
Baca Juga: Sewa properti semakin mudah lewat aplikasi
“Untuk survive saat ini memang banyak strategi dilakukan startup, bahkan yang sudah jadi unicorn atau decacorn untuk bertahan dan tidak lagi bakar uang,” jelas Heru.
Beberapa skema baru pun mulai dilakukan para pemain besar untuk mengantongi laba, misalnya saja kenaikan tarif layanan sejumlah E-commerce yang diberlakukan kepada seller.
Menurut Heru, kenaikan biaya yang dikenakan memang jadi salah satu pilihan.
“Tapi jangan salah, biaya aplikasi dan pembagian keuntungan saat ini bagi startup juga sudah besar. Sehingga, ini akan memberatkan merchant dan pada ujungnya adalah pembeli atau pengguna aplikasi,” ungkap dia.
Dia mengatakan, para pemain e-commerce perlu memperhatikan beberapa hal mengenai kenaikan tarif layanan tersebut. Heru meminta para pemain baiknya memikirkan kembali lantaran saat ini sudah banyak komplain akan penggunaan aplikasi yang dikenakan biaya.
Baca Juga: Marketplace properti rentfix.com fokus di tiga lini bisnis
“Padahal harga yang ditawarkan ke pembeli sudah hampir dua kali lipat harga jika membeli secara langsung. Kalau pengguna kabur, ini akan mempercepat kematian startup,” ujar Heru.
Sementara itu, Pengamat bisnis waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim mencontohkan, persaingan Startup di sektor penyedia sewa kost akan semakin ketat di tahun 2022.
“Prospek nya kalau saya lihat saat ini persaingannya ketat ya,” kata Erwin.
Erwin menilai, persaingan yang ketat karena banyak tempat kost yang kesulitan mendapat pasar, terlebih masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Hal ini ditambah dengan banyaknya apartemen kosong yang disewakan menjadi tempat kost.
Baca Juga: Perusahaan kecoa yang tahan banting
Meski begitu, Erwin menilai, Startup di bidang penyewaan kost tetap berpeluang mencetak kinerja yang baik di tahun 2022. Ia menilai, tempat kost akan kembali penuh setelah mulai banyak perkantoran yang menerapkan work from office (WFO).
Ia menyebut, naiknya okupansi kost juga dipengaruhi kasus Covid-19 yang melandai dan ekonomi mulai berangsur pulih kembali.
Selain itu, hal yang mungkin menjadi faktor pendukung agar kinerja menjadi baik adalah kemungkinan sebagian mahasiswa yang akan kembali tatap muka dalam menjalankan perkuliahan. Diperkirakan hal itu tempat kost akan kembali sebagian terisi mulai Agustus – September.
Erwin mengatakan, saat ini semakin banyak orang mencari kost tidak secara door to door, namun melalui platform. Hal ini karena konsumen dapat lebih cepat membandingkan lokasi, failitas, dan harga yang sesuai keinginannya hanya melalui telepon genggam.
“Platform ini memang menjadi dasar untuk digunakan dalam mencari tempat sewa kost,” tutur Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News