kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Penyelamat Pebudidaya sekaligus Lingkungan


Sabtu, 27 Juli 2024 / 09:05 WIB
Penyelamat Pebudidaya sekaligus Lingkungan
Chief Product Officer eFishery Chrisna Aditya bersama VP Internal Communications PT Bank DBS Indonesia Riany Agustina dalam kegiatan kunjungan ke kantor eFishery di Bandung, Rabu (24/7).


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan alias eFishery mendapat gelar penyelamat para pebudidaya ikan dan udang. Bukan cuma pebudidaya, startup berstatus unicorn ini juga penyelamat lingkungan.

Awalnya, eFishery ditukangi dua pemuda lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB): Chrisna Aditya Wardani dan Gibran Chuzaefah Amsi El Farizy. Mereka memiliki visi yang sama, ingin semua orang Indonesia gemar makan ikan seperti daging ayam.

Alhasil, Aditya dan Gibran menciptakan aplikasi eFishery, mesin penebar pakan canggih untuk ikan dan udang yang bekerja secara otomatis.

Sejak berdiri 2013 silam, ribuan smart feeders telah digunakan dan melayani lebih dari 200.000 pebudidaya dari 24 provinsi di Indonesia, dengan lebih dari 1,1 juta kolam.

"Dengan teknologi e-feeder, mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari," ungkap Aditya, Chief Product Officer dan Co-Founder eFishery, saat KONTAN menyambangi kantor pusat eFishery di Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/7).

Baca Juga: Mimpi eFishery Memboyong Udang ke Paman Sam

Bukan cuma itu, penggunaan teknologi e-feeder dapat menekan emisi karbon hingga 20% dibanding pemberian pakan secara manual. 

"Dengan pakan yang lebih efisien, karbon yang dihasilkan lebih sedikit karena produktivitasnya meningkat," kata dia.

Sepanjang 2023, eFishery telah menjadi pemasok ikan dan udang terbesar dengan total transaksi melebihi S$ 200 juta dan volume 300.000 ton. Kemudian, memfasilitasi hingga Rp 8 triliun untuk transaksi penjualan ikan air tawar dan udang, serta memfasilitasi Rp 4 triliun transaksi penjualan pakan ikan dan udang.

Rangkaian inovasi yang eFishery ciptakan di antaranya eFarm dan eFisheryKu. eFarm merupakan platform online yang menyediakan informasi lengkap dan mudah dipahami mengenai operasional tambak udang.

Sementara eFisheryKu, platform terintegrasi di mana pebudidaya ikan bisa membeli berbagai keperluan budidaya, seperti pakan ikan, dengan harga yang kompetitif.

Pebudidaya juga bisa mengajukan permodalan melalui eFund, yang menghubungkan mereka secara langsung dengan institusi keuangan. Komponen utama dari eFund adalah Kabayan (Kasih, Bayar Nanti), layanan yang memberikan pebudidaya modal produktif untuk membeli sarana produksi budidaya dengan sistem pembayaran tempo. 

Menurut Chrisna, eFishery terus berupaya untuk mengatasi masalah pangan serta mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui ekonomi digital yang inklusif. eFishery berhasil mengubah model bisnis konvensional menjadi lebih efisien dan modern. Alhasil, penjualan hasil panen semakin meningkat.

Ke depan, "eFishery akan melakukan penetrasi pasar ke luar negeri, termasuk ke beberapa negara yang saat ini kami jelajahi, seperti beberapa negara di kawasan Amerika, Asia, dan Timur Tengah," sebut Chrisna.

Selanjutnya: Semester I 2024, Realisasi Investasi EBT Mencapai US$565 Juta

Menarik Dibaca: 4 Promo McD Juli 2024 dari Buy 1 Get 1 Ice Cream hingga Promo On The Way

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×