kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,47   7,72   0.86%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pesanan barong membanjir saat hari raya (2)


Senin, 26 Oktober 2015 / 14:17 WIB
Pesanan barong membanjir saat hari raya (2)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Permintaan barong yang datang ke sentra produksi barong di Desa Batuan, Sukawati, tidak selalu ada. Biasanya, pesanan meningkat ketika Galungan atau Kuningan. Di luar itu, pesanan relatif sepi. Saat itu waktunya perajin produksi untuk membuat persediaan.  

Kerajinan barong sudah eksis di Bali sejak lama dan ilmu pembuatannya telah ditransfer secara turun temurun. Selain untuk upacara keagamaan, barong juga banyak dicari acara kesenian baik di dalam maupun luar negeri.  

Made Jemena, salah perajin  barong di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati misalnya, meneruskan usaha sang ayah sebagai perajin barong. Dia menjelaskan, jenis barong itu sebetulnya bermacam-macam dan setiap barong mewakili daerahnya. Misalnya, barong singa banyak terdapat di Gianyar dan Ubud, barong anjing hanya bisa ditemukan di wilayah Tabanan dan Badung. Barong gajah banyak ditemukan di Gianyar dan Bangli, barong kedingkling dari Klungkung, dan sebagainya.

Nah, di Banjar Puaya, Desa Batuan ini  banyak para perajin membuat barong singa. Made sendiri tidak tahu alasan spesifiknya mengenai adanya klasifikasi barong berdasarkan wilayahnya. Made selain memproduksi barong singa juga memproduksi barong sapi, barong babi hutan, dan barong ket,  yakni perpaduan antara singa, macan, sapi. Sebab, keempat barong itu yang banyak peminatnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri untuk kepentingan pementasan.

Made menjelaskan, pembuatan barong membutuhkan proses panjang. Komponen barong terdiri dari topeng atau kepala, badan, dan ekor. Barong dibuat dari kayu, dibentuk pola dan dasar tubuhnya mulai dari bagian mata, hidung, taring, kemudian dipulas, dan dipasang rambut.

Ukuran kepalanya disamakan dengan ukuran kepala manusia, badan dan ekor hampir sepanjang 2 m. Mata dibuat besar, gigi bertaring, lidah panjang menjulur ke bawah. Semua rambut barong berasal dari rambut kuda yang berwarna hitam atau putih.

Untuk membuat satu buah barong ukuran normal sepanjang 2 meter, Made membutuhkan 10 kg rambut kuda yang dipasok dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Setiap dua bulan sekali, ia mendapat kiriman hingga 50 rambut kuda. Harga rambut kuda dia beli Rp 300.000 per kg. Jika barong ukuran paling besar hingga 4 meter, itu bisa butuh 20 kg rambut kuda.

Wayan Reka, perajin yang juga dianggap  sesepuh di Banjar Puaya menyampaikan, menjadi perajin barong harus sabar lantaran permintaan yang datang tidak menentu. Jika sedang sepi, sama sekali tidak ada pemasukan. Namun, ketika sedang ramai permintaan, pemasukan bisa menutupi momen sepi sebelumnya.

Jadi, ketika sedang sedang sepi pesanan, biasanya dia hanya berkonsentrasi membuat produk yang berkualitas untuk persediaan ketika musim ramai pesanan tiba.  Reka bilang musim ramai biasanya ketika hari raya besar seperti Kuningan dan Galungan. Saat itu menjadi berkah bagi seluruh perajin barong.

Selain itu jika ada pernikahan di Bali, biasanya tidak lengkap pesta pernikahan tanpa adanya Tari Barong sebagai penghibur tamu. Barong juga dipajang saat pernikahan karena dipercaya bisa membuat rumah tangga bahagia.  

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×