kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Populer hingga luar negeri berkat modifikasi moge


Senin, 08 Juli 2013 / 13:53 WIB
Populer hingga luar negeri berkat modifikasi moge
ILUSTRASI. Saham-Saham Ini Banyak Diburu Asing Saat IHSG Melonjak pada Rabu (2/2)


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

Nama Lulut Puspo Wibowo populer sebagai modifikator motor gede (moge) atau chopper. Bukan hanya pecinta moge di dalam negeri yang kerap menggunakan jasanya, tetapi juga dari luar negeri.

Perkenalan Lulut dengan moge, tak lepas dari jasa sang ayah, yang juga penggemar modifikasi moge. Sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia sudah diperkenalkan dengan modifikasi motor. Tidak tanggung-tanggung, saat itu ayahnya memberi kado motor tua BMW R27 keluaran tahun 1962. “Saya juga belajar memotong motor dari ayah,” tutur pria kelahiran Yogyakarta, 35 tahun silam ini.  

Kecintaannya pada modifikasi motor berlanjut hingga ia kuliah di jurusan Fisipol UGM dan Teknik Mesin di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Tak heran, setelah lulus kuliah tahun 2002, Lulut memutuskan buka bengkel modifikasi motor, namanya Retro Classic Cycles.

Popularitas Lulut menembus kancah internasional, setelah terpilih menjadi salah satu dari dua peserta asal Indonesia di kejuaraan motor custom tingkat dunia di Jepang pada 2010. Kala itu, ia menampilkan karya modifikasi Harley Davidson Sporter 1200 cc yang dinamai "Kyai Perkoso" oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Meski tak keluar sebagai jawara, Lulut telah membuat heboh industri modifikator. Maklum, ini untuk pertama kalinya Indonesia memiliki wakil di ajang dunia. Ia juga memasukkan unsur tradisional berupa ukiran khas Yogyakarta dalam karyanya. Sejak itulah, namanya populer. "Sebelumnya, orang luar tidak tahu, ada yang bisa modifikasi chopper di Indonesia," ujarnya.

Pesanan modifikasi pun berdatangan. Tak hanya dari sekitar Bali, tapi juga dari Malaysia, Brunei Darussalam, Qatar, Australia, dan Jepang. Hingga kini, RCC pun dikenal sebagai bengkel spesialis modifikasi moge asal Amerika seperti Harley Davidson, dan moge asal Inggris, seperti Triumph.

Menurut Lulut, sebelum mengerjakan modifikasi chopper, ia terlebih dulu berdiskusi dengan customer, menyesuaikan modifikasi dengan postur tubuh dan estimasi bujet customer. Selanjutnya, Lulut membuat desain modifikasi chopper. “Berbeda jika customer tidak bawa motor, tapi mau bikin chopper dari nol, saya langsung buat desain sesuai keinginannya,” katanya.

Dibantu 11 teknisi, dalam sebulan, Lulut bisa menerima dua hingga tiga pesanan modifikasi atau pembuatan chopper. Tarifnya berkisar Rp 15 juta - Rp 20 juta untuk modifikasi bagian tertentu pada moge. Sementara, jika mau menciptakan chopper dari nol, Lulut mematok ongkos Rp 150 juta. Tak heran, ia bisa meraup omzet hingga Rp 300 juta sebulan.

Namun, ia mengaku, saat ini, pasar moge sedang jenuh. Meskipun jumlah pengendara moge lebih banyak, tapi jarang yang memodifikasi. Salah satu penyebabnya, karena pemerintah tidak terlalu mendukung industri ini. “Kadang customer mengeluh, sering ditilang polisi kalau lihat ada yang agak aneh dari moge, apalagi untuk chopper yang tidak pakai merk,” ujar Lulut.

Makanya, ia berencana melebarkan sayap, dengan merambah custom builder untuk pesawat. Baru-baru ini, ia menciptakan flying machine, yaitu pesawat yang diterbangkan dengan bantuan parasut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×