Reporter: Rashif Usman | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk kerajinan tangan kini sudah mendapatkan tempat di pasar lokal. Salah satunya produk anyaman. Malah produk ini sudah menjadi cendera mata bagi sejumlah perusahaan.
Hal inilah yang dirasakan oleh Du Anyam. Sebuah usaha kerajinan tangan anyaman dari daun lontar yang memberdayakan warga, khususnya perempuan di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Melia Winata, Co-Founder Du Anyam, usaha yang sudah berjalan sejak 2014 ini sejatinya berkonsep perusahaan sosial. Du Anyam menggandeng para perajin anyaman dari daun lontar di Flores Timur. Harapannya adalah agar para perajin bisa terdongkrak dari sisi pendapatan yang tentu bisa turut menumbuhkan bisnis Du Anyam.
Maklumlah, sebelum bergabung dengan Du Anyam, para perajin anyaman di sana harus menempuh perjalanan berjam-jam untuk bisa menjual produk mereka. Alhasil, rantai pasok yang tidak efisien ini membuat para perajin kesulitan mendapatkan hasil optimal.
Maka Du Anyam hadir untuk bisa langsung menjembatani kebutuhan para perajin tersebut. Ada tiga pilar bisnis yang dijalankan Du Ayam. Yakni pemberdayaan perempuan, promosi budaya dan meningkatkan kesejahteraan para penganyam.
"Mereka berkontribusi bagi perekonomian keluarga," kata dia kepada KONTAN, belum lama ini.
Baca Juga: Du Anyam rilis aplikasi Krealogi untuk optimalkan bisnis UMKM kriya
Agar produk anyaman kompetitif di pasar, Du Anyam memberikan pelatihan ke para perajin. Tak hanya itu, Du Anyam juga mendesain anyaman agar diterima oleh banyak khalayak, termasuk generasi muda. Maka dipilih desain anyaman yang modern contemporary.
Pemilihan desain ini bukan tanpa sebab. Ini karena produk Du Anyam kebanyakan sebagai produk bingkisan bagi perusahaan-perusahaan (corporate gift). Dan setiap produk dibuat secara eksklusif, tergantung dari pesanan yang diterima Du Anyam alias secara business to business (B2B).
Hasilnya pun terbilang moncer. Hingga kini Du Anyam sudah bermitra dengan 1.200 perusahaan.
Selain untuk korporat, Du Anyam juga membuat produk anyaman untuk dekorasi rumah.
"Produk ini mayoritas untuk ekspor," tutur Melia.
Untuk memperluas pasar, Du Anyam juga mulai menjajakan produk anyaman lewat platform online. Selain itu, Du Anyam menjajakan secara offline. Alhasil hingga kini, Du Anyam sudah menjual hingga 280.000 produk kerajinan anyaman.
Dengan hasil tersebut, Melia optimistis usaha sosial ini bisa memberikan dampak positif ke pada perajin anyaman. Apalagi Du Anyam juga sudah menjangkau banyak perajin di sejumlah daerah di Indonesia.
Tercatat hingga kini Du Anyam sudah memberdayakan lebih dari 1.600 perempuan yang tersebar di 54 desa pelosok di Tanah Air. "Pendapatan mereka bisa meningkat hingga sebesar 40%," klaim Melia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News