Reporter: Havid Vebri, Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Bulan Ramadan membawa berkah bagi produsen jilbab. Memasuki bulan puasa ini, permintaan jilbab melonjak dari hari biasa. Pesanan datang dari berbagai daerah. Omzet selama Ramadan ini bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Bulan suci Ramadan membawa berkah bagi para produsen jilbab. Mereka mengaku, permintaan jilbab selama Ramadan mengalami kenaikan cukup tinggi dibanding hari biasa.
Ekawati, produsen jilbab dan busana muslim merek Shafbrill di Semarang, Jawa Tengah bilang, memasuki Ramadan ini permintaan jilbab melonjak hingga dua sampai tiga kali lipat dari biasanya. "Permintaan datang dari berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam," ucapnya.
Ia memprediksi, total pesanan jilbab yang masuk selama bulan Ramadan ini bakal mencapai 500 pieces-1.000 pieces. Sementara di bulan biasa rata-rata hanya sekitar 200 pieces-300 pieces. "Momentumnya selalu baik pada bulan puasa hingga nanti mendekati Lebaran," katanya.
Dia memasarkan jilbab dengan harga antara Rp 30.000-Rp 50.000 per pieces. Dus, Ekawati bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Selama ini, Ekawati lebih banyak memasarkan produk jilbabnya melalui internet. Lewat internet ini, ia berhasil menjaring sekitar 50 reseller. "Mereka tersebar di seluruh Indonesia," katanya.
Padahal awalnya, ia mengaku kesulitan memasarkan produk jilbabnya karena pemain yang sudah cukup banyak. Namun, berkat pemasaran online, ia mampu bersaing di pasar jilbab.
Selain itu, Ekawati juga jeli melihat model jilbab yang sedang menjadi tren sekarang. Untuk saat ini, model jilbab pashmina sedang menjadi tren dan akan merajai pasar jilbab secara keseluruhan. "Pashmina merupakan pilihan yang tepat bagi wanita berjilbab untuk tampil modern dan stylis," klaim perempuan 29 tahun, yang merintis usaha jilbab sejak tahun 2010 ini.
Lonjakan permintaan jilbab selama Ramadan juga dirasakan Lutfiana, produsen jilbab di bawah bendera usaha Amma Lu' i Collection di Sidorajo, Jawa Timur.
Lutfiana mengaku, saat ini sudah mulai kebanjiran pesanan jilbab dari berbagai daerah. "Saya banyak mendapat pesanan dari Mataram, Samarinda, dan Banjarmasin," katanya.
Selain di dalam negeri, ia juga mengaku banyak menerima pesanan jilbab dari luar negeri, seperti Singapura. Khusus untuk pesanan dari wilayah Jawa Timur, kebanyakan pembeli datang langsung ke lokasi usahanya. "Dari wilayah Jawa Timur ini sudah ada beberapa yang datang ke kami, seperti dari Malang, Surabaya, dan Kediri," jelasnya.
Sama halnya Ekawati, ia juga memasarkan produk jilbabnya lewat internet. Dengan dibantu empat orang karyawan, ia mengaku bisa melayani pesanan jilbab hingga 1.000 pieces selama Ramadan ini.
Harga jual jilbabnya ini dibanderol mulai Rp 5.000, Rp 40.000, dan Rp 60.000 per pieces. "Jilbab harga Rp 60.000 ini untuk ukuran yang paling besar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News