kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai diserbu pabrik garmen dan pedagang (2)


Senin, 27 Mei 2013 / 15:58 WIB
Ramai diserbu pabrik garmen dan pedagang (2)
ILUSTRASI. Kode redeem FF terbaru Desember 2021, cara mendapatkan skin surfboard Season of Love


Sumber: Kontan 27/5/2013 | Editor: Havid Vebri

Sentra penjualan kain di Jalan Tamim, Bandung selalu ramai dikunjungi pembeli. Selain warga bandung, para pembeli juga datang dari luar kota, seperti Yogyakarta, Jakarta, Surabaya dan Cirebon.

Bukan saja pembeli perorangan, banyak juga dari mereka membeli dalam partai besar. "Kebanyakan sih pabrik garmen yang beli banyak," kata Ervani, pemilik Toko Indah Mas.

Biasanya, mereka memesan dalam partai besar ketika ada momen-momen tertentu, seperti perayaan Idul Fitri. Pesanan sudah mengalir sejak tiga bulan menjelang Hari Raya Idul Fitri. "Sekarang saja saya sudah banyak mendapat pesanan dari pabrik garmen," ujar Ervani.

Ia mengaku, penjualan tokonya menjelang Lebaran meningkat hingga 25% dibanding hari biasa. Selain pabrik garmen, tokonya juga kerap disambangi pedagang tekstil dari Pasar Tanah Abang, Jakarta.

Menjelang Lebaran, pedagang Tanah Abang juga memesan kain dalam jumlah besar. Sentra penjualan kain di Jalan Tamim ini ramai dikunjungi pembeli karena pilihan barangnya banyak. Berbagai jenis bahan, mulai dari bahan katun sampai jins bisa ditemukan di tempat ini.

Selain jenisnya banyak, motifnya juga beraneka ragam. Mulai dari yang coraknya polos, batik, hingga loreng-loreng tentara. Soal harga juga relatif murah.

Soalnya, pedagang di Jalan Tamim mendapat pasokan kain langsung dari pabrik tekstil di wilayah Bandung. “Bandung itu kan memang pusat tekstil. Jadi enggak ada bahan impor, semua dari Bandung,” jelas Ervani.

Menurut Ervani, untuk menggaet pembeli, setiap toko berlomba menyajikan pilihan motif dan jenis kain sebanyak mungkin. Mereka juga terus berusaha mengikuti tren perkembangan bahan dari tahun ke tahun yang cenderung selalu berubah.

Tahun lalu, menurut pengakuan Ervani, bahan jins jenis salvage cukup digandrungi pelanggan. Bahan jenis ini dibanderol Rp 50.000 per meternya. Harganya terhitung lebih mahal karena lebar bahan jins salvage hanya sekitar 75 centimeter (cm). Sementara lebar umumnya bahan jins mencapai 1,5 meter.

“Dia tipe bahannya lebih pendek sehingga harganya lebih mahal, dan belinya juga harus lebih panjang untuk buat satu celana jins,” ujar Ervani.

Saat ini, tren tersebut sudah beralih ke bahan jins jenis chino (elastis). Sebenarnya ini masuk kategori bahan katun tapi agak tebal dan biasa dijadikan celana panjang.

Ervani mengaku, porsi penjualan bahan jins chino mencapai 40% dari total penjualan tokonya. Sedangkan Atik Supratman, pemilik toko Cahaya 47 menyebut, penjualan chino mencapai 80% dari total penjualannya.

Atik sendiri membanderol harga bahan jins chino muli Rp 40.000 sampai Rp 45.000 per meter. Atik bilang, bahan jenis ini banyak dibeli anak muda karena memang sedang menjadi tren fesyen.

Lantaran banyak menyasar anak muda, Atik mengaku, selalu mengikuti perkembangan tren fesyen di kalangan anak muda. "Tren mereka itu cepat berubah," ujarnya.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×