kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ramai pesanan dupa sewaktu Hari Nyepi (2)


Jumat, 14 Maret 2014 / 19:39 WIB
Ramai pesanan dupa sewaktu Hari Nyepi (2)
ILUSTRASI. Gagal ginjal


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Setiap perayaan umat Hindu Bali merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh para pengusaha dupa di Desa Bedalisodo, Kecamatan Wagir, Malang. Pasalnya, setiap menjelang perayaan umat Hindu permintaan selalu melonjak tajam.

Maklumlah, dupa merupakan salah satu perlengkapan umat Hindu dalam bersembahyang. Menurut Syahrul Imron, salah satu pengusaha dupa, setiap menjelang perayaan umat Hindu, permintaan dupa bisa meningkat sampai tiga kali lipat dari biasanya.

Para pengusaha dupa ini sudah memiliki pelanggan tetap di Bali yang siap menampung hasil produksi mereka. Makanya, mereka tidak melayani pembelian dupa dalam jumlah kecil. "Seluruh produksi mereka sudah habis untuk memenuhi pelanggan di Bali," kata Imron.

Imron mengaku, melayani permintaan pelanggan dari Bali saja sudah sulit. Apalagi saat menjelang perayaan umat Hindu. Perayaan umat Hindu itu kebanyakan memakai dupa berukuran 29 centimeter (cm). Namun, ada juga yang menggunakan dupa ukuran 15 cm.

Menurut Imron, setiap menjelang hari besar umat Hindu, para pengusaha dupa di desa ini menambah jumlah tenaga kerjanya. Bahkan, Imron kadang sampai melibatkan ibunya untuk ikut membantu memproduksi dupa.

Maklum, saat ini mencari tenaga kerja tambahan itu sulit. "Apalagi kalau lagi musim panen cabai, pasti karyawan kami tidak ada yang masuk," katanya. Menurut Imron, bila sedang musim panen, karyawannya lebih memilih bekerja di lahan pertanian karena upahnya jauh lebih besar.

Untuk menyiasati kendala tenaga kerja ini, ia mulai mengantisipasi tingginya permintaan sejak empat bulan sebelum hari raya umat Hindu tiba. Pada Hari Raya Nyepi, misalnya, Imron bisa memproduksi 15 karung atau setara dengan 600 kilogram dupa. "Itu satu kali produksi," ujar Imron.

Imron menjual dupa bikinannya seharga Rp 245.000 – Rp 350.000 per karung isi 40 kg. Asal tahu saja, meskipun mereka satu desa, harga jual dupa antar pengusaha berbeda-beda.

Pengusaha lain seperti Sukemi mematok harga jual Rp 510.000 per karung. Menurut Sukemi, perbedaan harga dipengaruhi oleh kualitas dan bahan baku. Soal omzet juga tidak sama. Imron yang memiliki kapasitas produksi lebih besar bisa mengantongi omzet hingga Rp 24 juta saban bulan. Sedangkan Sukemi mengantongi omzet Rp 8 juta tiap bulannya.

Untuk urusan bahan baku, mereka sudah mempunyai agen yang rutin memasok kebutuhan bahan baku ini. Ada pun bahan baku yang dibutuhkan seperti lidi, serbuk dan pelet.

Menurut Imron, pasokan bahan baku seperti lidi dan pelet kini mulai susah didapat. Ia sendiri membeli lidi langsung dari para perajin  produsen lidi di daerah Ponorogo, Jawa Timur. "Saya tidak tahu juga kenapa pasokan lidi ini menjadi susah, hal ini sudah terjadi sejak dua tahun belakangan ini," katanya.

Sukemi juga membenarkan bila pasokan lidi sekarang sudah susah didapat, apalagi saat musim penghujan. Bila pemasok lama tidak ada barang, ia pun harus mencari pemasok-pemasok baru.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×